Bulu kucing rontok menunjukkan keadaan tubuh kucing yang mengalami perubahan, bisa dipicu oleh faktor internal maupun eksternal. Untuk menangani hal ini, pemilik kucing harus mulai memberi perhatian khusus pada kucing kesayangan.

Pada artikel ini, kami akan membahas secara lengkap penyebab bulu kucing rontok dan cara mengatasinya.

Sebagai langkah awal, pemilik butuh untuk mengetahui penyebab bulu atau rambut kucing kesayangan rontok. Dengan begitu pemilik dapat melakukan pengamatan mandiri mengenai keadaan kucing, sebelum membawa kucing ke dokter hewan.

Setelah mengetahui penyebabnya, pemilik baru dapat merencanakan perawatan atau pemeriksaan lebih lanjut untuk kucing kesayangannya.

Penyebab Bulu Kucing Rontok

Penyebab bulu kucing rontok dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu faktor eksternal dan faktor internal.

Pengaruh eksternal dipengaruhi oleh kondisi lingkungan kucing seperti kandang yang kotor, adanya parasit di sekitar tempat tinggal, dan sebagainya.

Sedangkan, pengaruh internal dipicu dari dalam tubuh kucing seperti perubahan hormon, psikologis kucing, atau penyakit dalam.

Berikut ini adalah penyebab-penyebab bulu kucing rontok baik dari segi eksternal maupun internal.

Alergi

Alergi adalah salah satu penyebab utama bulu kucing rontok.

Jenis alergi pada kucing beragam. Tetapi, alergi paling umum disebabkan oleh serangga, makanan, dan lingkungan.

Namun, perlu dipahami bahwa tidak semua kucing menunjukkan gejala yang sama terhadap suatu alergi.

Serangga, seperti semut dan kutu, merupakan salah satu penyebab alergi pada kucing. Beberapa kucing memiliki kulit yang sangat rentan terhadap air liur serangga, sehingga ketika ada serangga yang menggigit kucing, maka secara alami kucing akan menggaruk bahkan menjilati tubuhnya secara berlebihan, menyebabkan bulu atau rambutnya menjadi rontok.

Beberapa kondisi lingkungan juga merupakan penyebab alergi pada kucing. Selain materi-materi kimia (seperti parfum, asam rokok, dan aroma pembersih ruangan), materi-materi alami (seperti debu, rumput, dan serbuk sari) juga bisa menyebabkan alergi pada kucing.

Sama seperti manusia, kucing juga dapat mengalami alergi terhadap jenis makanan tertentu. Apabila kucing mengonsumsi makanan penyebab alergi, gejala alergi (seperti gatal, diare, dan muntah) bisa terjadi. Jika kondisi tersebut terjadi, kami menganjurkan untuk segera membawa kucing ke dokter hewan untuk diperiksa dan diberikan perawatan yang sesuai.

Sebagai salah satu bentuk reaksi terhadap alergi, kucing mungkin mengalami dermatitis atopik dengan gejala kulit memerah, luka, dan rambut rontok.

Kondisi ini sangat tidak nyaman, sehingga kucing akan lebih sering menjilati tubuhnya, menyebabkan bulu kucing menjadi rontok.

Parasit

Berbeda dengan gigitan serangga yang menyebabkan alergi, beberapa jenis serangga (seperti kutu atau tungau) dapat menjadi parasit yang hidup di tubuh kucing.

Kucing yang diserang kutu atau tungau, akan mengalami gejala seperti gatal-gatal, bercak merah pada kulit, bahkan luka. Gejala ini secara otomatis menyebabkan kucing sering menggaruk tubuhnya secara berlebihan, sehingga bulu-bulunya rontok.

Jamur

Selain parasit, kondisi lain yang memicu bulu kucing rontok adalah jamur. Reaksi yang ditunjukkan kucing saat tubuhnya diserang jamur tidak jauh berbeda dengan saat diserang parasit. Hanya saja, infeksi jamur seringkali menunjukkan dampak yang cukup parah.

Pemilik bisa mengamati infeksi jamur dengan memeriksa area yang sering digaruk atau dijilati kucing. Biasanya bulu-bulu di bagian tersebut akan benar-benar rontok dan hanya menyisakan kulit yang terinfeksi saja.

Penting untuk menjaga kucing yang jamuran, untuk tidak menularkan jamur kepada kucing yang lain, karena penyakit jamuran sangat mudah menular.

Stress

Tidak hanya dialami oleh manusia, kucing pun bisa mengalami stress. Ketika mengalami stress, kucing akan berusaha menenangkan dirinya dengan menjilati tubuhnya secara berlebihan.

Jika dibiarkan, tindakan ini dapat menyebabkan kerontokan bulu dan luka pada kulit.

Saat sedang stress, bagian tubuh yang akan sering dijilati adalah area kaki, area di samping badan, dan perut.

Stress pada kucing juga dipengaruhi oleh jenis kelamin kucing. Kucing betina pada umumnya lebih sering mengalami stress. Karena, dibanding kucing jantan, kucing betina lebih mudah merasa cemas dan gelisah.

Rasa Sakit

Jika terjadi hal yang tidak normal pada tubuhnya, secara alami kucing akan menggaruk dan menjilati dirinya sendiri. Termasuk ketika kucing mengalami rasa sakit, seperti nyeri otot dan nyeri sendi, di bagian-bagian tubuhnya.

Jika kucing peliharaan terus menerus menjilati satu titik di tubuhnya yang menyebabkan bulu rontok, coba periksa area tersebut untuk memastikan apakah ada luka atau memar yang menimbulkan rasa sakit.

Malnutrisi

Kulit dan bulu kucing memerlukan cukup protein untuk tumbuh dengan sehat. Sekitar 30% dari protein yang dikonsumsi kucing setiap harinya, akan digunakan untuk memperbarui dan membangun kulit kucing. Sehingga, jika tidak mendapatkan nutrisi yang cukup, bulu dan rambut kucing akan tumbuh secara kurang sehat.

Pada umumnya, kucing yang tidak mendapatkan protein dengan cukup, akan memiliki rambut yang lebih tipis, rapuh, dan mudah rontok.

Vitamin A dan vitamin E juga merupakan komponen penting dalam menjaga kondisi bulu kucing agar tetap sehat dan tidak mudah rontok.

Kekurangan nutrisi dapat menyebabkan masalah untuk kucing memproduksi komponen utama dari bulu kucing, yaitu keratin.

Hormon

Ketidakseimbangan hormon adalah salah satu penyebab bulu kucing rontok. Beberapa hormon bertanggung jawab untuk menumbuhkan bulu atau rambut kucing. Produksi hormon tersebut secara tidak seimbang (bisa kekurangan atau kelebihan) dapat menyebabkan bulu kucing rontok.

Beberapa hormon, dapat memicu peningkatan kadar steroid dalam tubuh, yang menyebabkan folikel bulu mati dan mencegah pertumbuhan bulu baru pada kucing.

Sedangkan, perubahan hormon pada masa hamil atau menyusui yang dialami kucing betina, juga cenderung menyebabkan kerontokan bulu. Jika terjadi pada kucing tersebut, tidak perlu khawatir, karena kerontokan bulu adalah hal yang wajar terjadi. Setelah, masa hamil dan menyusui berlalu, bulu kucing akan kembali tumbuh dengan sehat.

Hyperthyroidism

Penyakit hyperthyroidism, kelenjar gondok yang bekerja secara berlebihan, juga dapat menyebabkan penurunan berat badan dan kerontokan bulu pada kucing.

Kanker

Kanker juga bisa menyebabkan kerontokan bulu kucing. Namun, perlu dicatat baik-baik bahwa kanker adalah penyebab yang jarang terjadi. Jadi, apabila kucing peliharaan mengalami bulu rontok, kanker dapat menjadi kecurigaan terakhir.

Dehidrasi

Bulu rontok tidak selamanya disebabkan oleh gejala penyakit di dalam tubuh kucing. Tanpa disadari, hal kecil seperti kekurangan air pun dapat menjadi faktor yang memicu kerontokan.

Kurang minum air menyebabkan kelembaban kulit kucing menurun dan bulu menjadi lebih mudah rontok.

Overgrooming

Perilaku kucing yang menghabiskan waktu yang terlalu banyak untuk grooming, dengan menjilati dirinya sendiri, disebut juga overgrooming. Kebiasaan ini biasanya menyebabkan kerontokan bulu dan iritasi pada kulit kucing.

Pada umumnya, penyebab utama overgrooming adalah stress. Karena kucing merasa lebih tenang saat menjilati dirinya sendiri, kucing yang sedang stress pada umumnya akan melakukan hal ini secara berlebihan.

Selain stress, kegatalan dari alergi terhadap kutu, makanan, dan lingkungan, juga merupakan penyebab umum kucing overgrooming.

Cara Mengatasi Bulu Kucing Rontok

Setelah mengetahui penyebab bulu kucing rontok, pemilik baru dapat merencanakan cara mengatasi bulu kucing rontok tersebut. Tentunya, cara mengatasi bulu kucing rontok akan berbeda, tergantung penyebabnya.

Walaupun ada beberapa penyebab yang harus ditangani oleh dokter hewan atau veterinarian, ada juga beberapa cara mengatasi bulu kucing rontok yang bisa diterapkan untuk menjaga kesehatan kulit dan bulu pada kucing.

Berikut cara mengatasi bulu kucing yang rontok yang dapat segera kamu terapkan.

Sikat Dan Sisir Bulu Kucing Secara Rutin

Selain untuk menunjukkan rasa sayang, menyikat dan menyisir bulu kucing secara rutin juga membantu menjaga kesehatan bulu kucing, yang selain mencegah kerontokan bulu kucing, juga menumbuhkan bulu-bulu baru yang menggantikan bulu-bulu yang rontok.

Dengan menyikat bulu kucing, kamu membantu membersihkan bulunya dari debu dan kotoran. Selain itu, kamu juga merangsang peredaran darah yang membantu bulu kucing untuk tumbuh dengan sehat.

Tidak hanya untuk menjaga kesehatan kulit dan bulu kucing, menyikat dan menyisir bulu kucing secara rutin juga memudahkan untuk mendeteksi penyakit kulit atau luka pada tubuh kucing secara lebih dini.

Pada umumnya, kamu bisa menyikat dan menyisir bulu kucing sebanyak 1-2 kali setiap minggu. Seiring bertambahnya usia, kucing akan lebih sulit bergerak dan membersihkan dirinya sendiri, sehingga disarankan untuk menyikat bulunya dengan lebih sering.

Pastikan untuk menyikat dan menyisir searah dengan arah bulu kucing tumbuh. Menyikat dan menyisir dengan arah berlawanan dapat membuat kucing merasa tidak nyaman.

Pastikan juga untuk menggunakan jenis sikat dan sisir yang sesuai dengan jenis bulu kucing.

Mandikan Kucing Secara Rutin

Walaupun kucing bisa membersihkan dirinya sendiri dengan menjilati tubuhnya, memandikan kucing secara rutin tetap sangat bermanfaat untuk kucing kesayangan, terutama untuk kucing yang sering bermain di luar rumah.

Selain untuk membersihkan kucing dari debu dan kotoran yang dapat menyebabkan alergi dan iritasi, memandikan kucing secara rutin juga dapat mencegah kucing overgrooming.

Pemilik dianjurkan untuk memandikan kucing setidaknya sekali dalam sebulan untuk membersihkan kucing dari kulit mati, bulu mati, debu, dan kotoran.

Berikan Kucing Makanan Bernutrisi Lengkap

Seperti yang telah dibahas sebelumnya, malnutrisi dapat menyebabkan bulu kucing untuk tidak tumbuh secara sehat.

Kucing membutuhkan makanan dengan nutrisi yang lengkap untuk menumbuhkan bulu secara sehat dan mencegah bulu agar tidak cepat rontok.

Selain mengandung protein dan vitamin yang cukup, pastikan juga untuk memberikan kucing makanan yang juga mengandung omega 3 dan 6 untuk memperbaiki kesehatan folikel rambut yang dapat mengurangi kerontokan bulu kucing.

Pastikan Kucing Minum Cukup Air

Seperti telah dibahas sebelumnya, salah satu penyebab bulu kucing rontok adalah dehidrasi. Di musim kemarau kecenderungan bulu kucing untuk rontok akan lebih meningkat, karena udara yang lebih panas dan lebih kering.

Pastikan tempat minum kucing memiliki air yang cukup dan memadai. Jangan lupa untuk selalu mengganti air minum secara teratur agar air minum selalu segar dan bersih untuk dikonsumsi.

Jika kucing tidak mau minum air, pastikan untuk mencari penyebabnya.

Beberapa kucing tidak mau minum air di tempat yang berdekatan dengan tempat kucing tersebut makan, sehingga kamu bisa mencoba menjauhkan tempat minum air dari tempat makannya.

Bahkan, beberapa kucing sangat rewel terhadap tempat air minumnya. Ada kucing yang tidak menyukai tempat air minum berbahan plastik, ada kucing yang tidak menyukai tempat air minum berbahan metal. Sehingga, kamu perlu untuk mencari tempat air minum yang sesuai dengan kucingmu.

Hindari Kucing Dari Stress

Seperti yang telah dibahas sebelumnya, kucing yang merasa stress, cenderung untuk menjilati dirinya sendiri secara berlebihan (overgrooming).

Penyebab stress pada kucing bisa beragam. Setelah mengetahui penyebab stress kucing, kamu bisa mulai merencanakan penyesuaian untuk mengurangi rasa stress pada kucing kesayangan.

Bawa Kucing Ke Dokter Hewan

Beberapa penyebab bulu kucing rontok membutuhkan pengamatan dan pemeriksaan dari dokter hewan secara lebih menyeluruh.

Jika bulu kucing rontok secara terus menerus, sebaiknya segera bawa kucing ke dokter hewan agar dapat diperiksa dan ditangani. Karena, dokter hewan atau veterinarian memiliki perlengkapan dan pengalaman untuk memberikan penanganan terbaik.

Biasanya dokter hewan akan mengambil sampel dari permukaan kulit kucing kemudian diperiksa dibawah mikroskop, untuk melihat adanya kutu, bakteri, atau penyebab lainnya. Selain pemeriksaan dibawah mikroskop, dokter hewan juga mungkin untuk melakukan pemeriksaan biopsi atau kultur.

Saat pemeriksaan diatas terlihat normal, dokter hewan mungkin melakukan pemeriksaan darah untuk menentukan apakah ada masalah hormon atau thyroid yang menyebabkan bulu kucing rontok.

Untuk menentukan adanya penyakit kanker pada kucing, biasanya dokter hewan akan melakukan pemeriksaan dengan x-ray atau ultrasound (USG).

Setelah mengetahui penyebabnya, dokter hewan dapat menganjurkan perawatan terbaik yang dibutuhkan kucing agar dapat kembali sehat.