Cara merawat anak kucing berbeda dengan cara merawat kucing dewasa. Jika kamu berpikir untuk mengadopsi anak kucing maka kamu perlu memahami cara merawat anak kucing secara lengkap sebelum menyembut kucing tersebut ke rumah.

Anak kucing, biasa juga disebut kitten, adalah kucing yang dianggap belum dewasa. Biasanya kucing dengan umur belum setahun masih dianggap sebagai anak kucing.

Kitten perlu perawatan yang lebih intensif, sehingga cukup berbeda dengan kucing dewasa. Perawatan anak kucing sangat menentukan apakah kucing tersebut bisa tumbuh dan berkembang dengan baik.

Karena itu, mengingat pentingnya perawatan kucing saat kucing masih kecil, pada artikel kali ini, kami akan menjelaskan cara merawat anak kucing yang bisa kamu coba terapkan sehingga anak kucing dapat tumbuh berkembang menjadi kucing yang sehat serta memiliki perilaku yang baik.

Berikut adalah cara-cara merawat anak kucing yang akan kami jelaskan pada pembahasan kali ini.

  1. Menyediakan makanan bernutrisi khusus untuk anak kucing
  2. Menyediakan kotak pasir dan pasir yang sesuai untuk anak kucing
  3. Mengajari anak kucing buang air di kotak pasir
  4. Menyediakan mainan yang menarik untuk anak kucing
  5. Memberikan vaksinasi untu anak kucing
  6. Memberikan latihan yang positif
  7. Menyikat dan menyisir bulu kucing secara rutin
  8. Menyediakan tempat cakaran bagi anak kucing
  9. Memilih tempat tidur yang sesuai untuk anak kucing
  10. Sosialisasi anak kucing dengan lingkungannya
  11. Melatih anak kucing untuk tidak menggigit

Selanjutnya akan kami berikan penjelasan selengkapnya terkait poin-poin yang telah kami sebutkan di atas supaya kamu bisa lebih memahami dan mempraktekannya dengan tepat.

Sediakan Makanan Bernutrisi Khusus Untuk Anak Kucing

Salah satu yang paling penting dalam merawat anak kucing adalah untuk memberikan makanan yang tepat untuk anak kucing. Anak kucing bertumbuh secara cepat, sehingga mereka membutuhkan makanan yang mendukung pertumbuhannya.

Karena itu, untuk anak kucing, sangat disarankan memberikan makanan berkualitas tinggi khusus anak kucing. Makanan berkualitas tinggi khusus anak kucing bisa dipastikan mencukupi nutrisi yang dibutuhkan anak kucing.

Biasanya, makanan anak kucing lebih tinggi kalori dan kandungan gizi-gizi yang dibutuhkan untuk bertumbuh dibandingkan dengan makanan untuk kucing dewasa. Berikan anak kucing makanan khusus anak kucing sampai mereka berumur 12 bulan.

Anak kucing biasanya memilih makan dengan porsi sedikit, tetapi lebih banyak kali makan dalam sehari. Karena itu, tidak jarang pemilik kucing memilih membiarkan makanan kucing tersedia sepanjang hari.

Seiring bertambahnya usia kucing, perut kucing bisa menampung lebih banyak makanan, sehingga frekuensi makan anak kucing bisa dikurangi.

Perlu diingat bahwa anak kucing yang berusia di bawah 4 minggu (yang tergolong ke dalam kucing yang masih baby) tidak bisa makan makanan padat. Mereka bergantung sepenuhnya pada susu induk mereka untuk bertahan hidup dan mendapatkan nutrisi yang mereka butuhkan.

Jika induk kucing tidak ada, kamu dapat memberi makan anak kucing yang baru lahir dengan susu formula khusus kucing pengganti ASI. Susu formula khusus kucing pengganti ASI ini berguna untuk memenuhi kebutuhan gizi kucing yang seharusnya  didapatkan dengan menyusu pada induk kucing.

Jangan pernah memberikan anak kucing susu formula untuk manusia atau susu sapi yang biasa dikonsumsi manusia. Kedua jenis susu ini bisa berbahaya dan malah akan membuat anak kucing sakit dan keracunan.

Kunjungi dokter hewan untuk melakukan konsultasi apabila kamu tidak yakin susu atau makanan apa yang sebaiknya kamu berikan kepada anak kucing tersebut.

Sediakan Kotak Pasir Dan Pasir Yang Sesuai Untuk Anak Kucing

Anak kucing yang mungil memiliki sistem pencernaan yang lebih kecil. Karena sistem pencernaannya yang kecil, biasanya, frekuensi anak kucing akan buang air besar sama dengan berapa kali mereka makan sehari.

Jadi jika anak kucing kamu makan 3-4 kali sehari, mereka mungkin buang air besar hingga empat kali sehari.

Letakkan kotak pasir di area yang tenang dan privat untuk digunakan anak kucing kamu saat mereka perlu buang air. Anak kucing, terutama yang masih belum terbiasa dengan lingkungan barunya, sangat menyukai privasi dan ketenangan.

Anak kucing membutuhkan ruang yang cukup pada kotak pasir mereka untuk dapat masuk, berbalik, menggaruk, dan berjongkok tanpa menabrak pinggiran kotak.

Ukuran kotak pasir terbaik untuk anak kucing, kucing kecil, atau bayi kucing adalah yang memiliki tinggi sisi sekitar 5-10cm, dan luas yang cukup. Sebagai patokan, panjang atau lebar standar kotak pasir kucing dewasa adalah sekitar 60 cm.

Berikan pasir kucing yang sesuai untuk anak kucing. Biasanya disarankan untuk mulai dengan pasir gumpal yang tidak berbau. Saat kucing sudah terlatih, maka kamu bisa mencoba yang mana yang paling sesuai dengan kebutuhanmu.

Ajarkan Anak Kucing Buang Air Di Kotak Pasir

Segera perkenalkan anak kucing dengan kotak pasir agar mereka bisa memeriksa dan mengendusnya. Jangan pindahkan kotak pasir tersebut, supaya mereka mengetahui dengan persis lokasi kotak tersebut.

Letakkan anak kucing ke dalam kotak pasir segera setelah makan dan setelah bangun tidur siang. Pindahkan anak kucing yang terlihat sedang mengendus, berjongkok, dan atau mencari sesuatu ke dalam kotak.

Beri pujian disertai hadiah berupa snack atau mainan setiap kali anak kucing berhasil buang air di kotak pasir.

Jangan marahi atau menghukum anak kucing yang tidak bisa atau belum terbiasa menggunakan kotak pasir untuk membuang kotoran, karena akan membuat mereka stress dan trauma.

Sediakan Mainan Yang Menarik Untuk Anak Kucing

Anak kucing biasanya masih memiliki energi yang sangat besar. Karena energinya yang besar ini, di alam liar, anak kucing akan menghabiskan energinya dengan belajar berburu. Untuk kucing yang dipelihara, aktifitas ini digantikan dengan aktifitas bermain. Karena itu, aktifitas bermain sangat penting untuk anak kucing supaya mereka tidak stres.

Selain itu, waktu bermain juga penting untuk ikatan antara kamu dan anak kucing. Anak kucing yang merasa senang saat bermain secara otomatis juga akan makin menyukai dan menyayangi pemiliknya yang bermain bersama anak kucing tersebut.

Coba lakukan rotasi pada berbagai jenis mainan kucing yang diberikan. Selain itu coba jenis permainan yang berbeda agar kucing kamu tidak merasa bosan. Contohnya, supaya kucing tidak bosan, kamu bisa memberikan kucing permainan berupa puzzle yang akan mengeluarkan snack jika biasanya kucing bermain dengan cara mengejar tikus mainan.

Jadwalkan Vaksinasi Untuk Anak Kucing

Salah satu hal terpenting yang dapat kamu lakukan untuk melindungi kesehatan anak kucing yang sedang tumbuh adalah membawanya ke dokter hewan untuk divaksinasi. Vaksinasi kucing dapat mulai diberikan pada usia delapan minggu, dan mereka perlu kembali untuk beberapa suntikan suplemen seiring bertambahnya usia.

Vaksinasi berguna untuk melindungi kucing dari berbagai penyakit menular yang bisa berbahaya. Karena itu melindungi kucing kesayangan sejak dini akan membantu melindungi mereka sepanjang hidupnya.

Konsultasikan kepada dokter hewan vaksin apa saja yang dibutuhkan oleh kucingmu. Ikuti jadwal pemberian vaksin yang dibuatkan oleh dokter hewan, karena vaksin kucing tidak bisa diberikan secara sembarangan.

Berikan Latihan Yang Positif Untuk Anak Kucing

Salah satu hal yang paling penting dalam merawat anak kucing adalah melatih anak kucing supaya bisa hidup bersama manusia dengan baik.

Cara melatih kucing yang paling baik dan efektif adalah dengan memberikan positive reinforcement, yaitu memberikan kucing penghargaan berupa hadiah atau pujian saat kucing berlaku sesuai dengan apa yang diinginkan.

Penghargaan bisa diberikan dalam bentuk makanan yang disukai kucing, pujian lisan, atau bahkan sesimpel elusan dan tepuk tangan. Pemberian ‘hadiah’ secara positif akan memperkuat perilaku yang diinginkan.

Kucing pun akan mengasosiasikan perilaku ini secara positif. Karena itu, kucing tersebut akan lebih mungkin untuk mengulang perilaku tersebut di kemudian hari.

Pelatihan berbasis penghargaan juga melibatkan pengabaian perilaku yang ‘tidak diinginkan’. Contohnya saja, terkadang saat bermain bersama kucing, permainan bisa menjadi sedikit agresif sehingga kucing mulai menggigit atau mencakar dengan keras. Saat kucing melakukan ini, segera hentikan permainan.

Dengan cara ini, kucing akan belajar dengan bahwa permainan tidak dilanjutkan jika mereka melakukan hal-hal yang tidak diinginkan seperti mencakar atau menggigit.

Selain itu, jangan pernah menghukum anak kucing tersebut secara fisik atau berteriak. Cara melatih seperti ini tidak efektif, malahan kucing malah bisa stres dan trauma. Bersabarlah dalam melatih kucing dan latih kucing secara positif.

Jika kamu masih bingung kenapa anak kucing masih berperilaku yang tidak diinginkan, kamu juga bisa konsultasikan dengan dokter hewan kamu untuk mendapatkan nasihat tentang perilaku anak kucing.

Sikat Dan Sisir Bulu Anak Kucing Secara Rutin

Menyikat dan menyisir bulu kucing secara rutin sangatlah penting terutama untuk kucing berbulu sedang dan berbulu panjang.

Karena itulah, menyikat dan menyisir bulu anak kucing sejak dini dapat menjadi aktivitas bersama yang menyenangkan bagi kucing dan pemiliknya, sekaligus menjadi bagian dari perawatan kesehatan rutin.

Berikan kucing hadiah berupa snack kucing serta berikan pujian lisan setelah menyikat dan menyisir bulu mereka. Dengan cara ini, kucing dapat akan lebih tenang dan tidak berontak setiap kamu melakukan perawatan pada bulunya.

Meberikan perawatan rutin dengan menyikat dan menyisir bulu kucing akan menghilangkan debu, kulit mati, dan bulu-bulu yang rontok. Karena itu aktifitas ini dapat membantu mencegah kucing kamu mengalami ‘hairball’.

Hairball adalah kondisi dimana kucing akan menelan bulu ketika mereka menjilati tubuh mereka sendiri dan ini kemudian akan menumpuk di perut untuk akhirnya dimuntahkan. Hairball lebih sering terjadi pada kucing berbulu panjang.

Aktifitas menyikat dan menyisir bulu kucing harus selalu nyaman bagi kucing. Hindari gerakan menarik atau menyentak bulu mereka. Jika diperlukan, pangkas bulu yang kusut dengan hati-hati menggunakan gunting.

Selalu jauhkan gunting dari kucing kamu dan pastikan kulitnya tidak tersentuh.

Sediakan Tempat Cakaran Untuk Anak Kucing

Secara naluri, kucing perlu untuk menggaruk benda-benda di sekitarnya untuk menjaga kukunya dalam kondisi baik. Hal ini juga berlaku bagi anak kucing, karena itu penting untuk menyediakan tempat cakaran di rumah.

Penempatan tempat cakaran untuk kucing tersebut akan membantu mencegah kucing kamu menggaruk benda lain seperti kasur, sofa, dan lain-lain.

Jika anak kucing mulai menggaruk furnitur, tutupi furnitur dengan bahan pelindung dan berikan tempat cakaran yang sesuai bagi mereka untuk mengarahkan perilaku menggaruknya.

Agar anak kucing terbiasa menggaruk kukunya di tiang cakaran, pilih lokasi yang strategis, misalnya di dekat tempat tidur anak kucing atau di samping furnitur.

Pastikan untuk memberikan pujian atau hadiah atau elus punggung mereka setiap anak kucing menggunakan tempat cakaran.

Tutup furnitur-furnitur yang tidak ingin dicakar anak kucing dengan bahan-bahan yang tidak disukai kucing, contohnya aluminium foil.

Dianjurkan untuk meletakkan tempat cakaran di beberapa tempat yang biasa dijadikan tempat bermain kucing.

Sediakan Tempat Tidur Yang Sesuai Untuk Anak Kucing

Walaupun tidak sedikit pemilik kucing yang ingin kucingnya tidur bersama di kasur, sangat penting untuk menyediakan tempat tidur untuk kucing itu sendiri.

Tempat tidur untuk kucing bisa bermacam-macam, contohnya saja, bantalan kursi, karpet, atau bahkan box kardus bekas.

Anak kucing membutuhkan waktu tidur yang lama, bahkan hingga 18-22 jam sehari. Supaya anak kucing bisa mendapatkan tidur yang cukup serta membuat kebiasan tidur yang baik, sangat disarankan untuk mengajak kucing tidur di tempat yang sama setiap harinya.

Kamu bisa mengajak kucing untuk tidur di tempat yang sudah kamu sediakan dengan meletakkan beberapa mainan favorit kucing di tempat kucing tidur atau memberikan mereka snack kucing saat mereka pergi tidur ke tempat tersebut.

Sosialisasikan Anak Kucing Terhadap Lingkungan Sekitar

Sosialisasi dan pelatihan yang diterima kucing milikmu selama masa kanak-kanak akan mempengaruhi seberapa baik ia akan berinteraksi dengan orang dan hewan lain saat ia sudah dewasa.

Salah satu panduan yang cukup umum adalah saat hari-hari pertama kucing baru lahir, jangan lakukan banyak interupsi terhadap perawatan bayi kucing oleh induknya.

Setelah hari-hari pertama ini, kamu bisa mulai mengenalkan kucing dengan manusia. Jangan kenalkan anak kucing ke hewan peliharaanmu yang lain sebelum usianya mencapai 3-7 minggu.

Pada masa ini, mulai biasakan kucing dengan perawatan manusia. Setelah mencapai usia 7 minggu, anak kucing perlu dilatih untuk bersosialisasi hingga usia 12 minggu.

Umumnya anak kucing perlu dilatih untuk bersosialiasi sampai umur 6 bulan. Sesuaikan sosialisasi dengan gaya hidupmu, misalnya, jika kamu juga punya hewan peliharaan lain.

Selama masa-masa ini, sangat penting untuk anak kucing bersosialisasi dan beradaptasi pada lingkungan barunya. Lakukan sosialisasi dengan cara latihan yang positif, sehingga kucing cepat mengerti dan menyesuaikan perilakunya. Salah satu sosialisasi yang paling penting adalah supaya kucing mengurangi kebiasaan menggigit.

Melatih Anak Kucing Untuk Tidak Menggigit

Walaupun wajar jika anak kucing suka menggigit-gigit, kebiasaan ini bukanlah kebiasaan yang patut untuk dipertahankan. Supaya kucing bisa berinteraksi dengan baik dengan orang lain, penting untuk melatih kucing supaya mengurangi kebiasaan menggigit.

Untuk melatih anak kucing supaya tidak menggigit, cara yang efektif bukanlah dengan menahan rasa sakit saat mereka menggigit. Kucing umumnya akan melanjutkan gigitannya jika kamu menahan rasa sakit tersebut.

Cara yang efektif adalah dengan menunjukkan kalau kamu sedih dan kesakitan saat kucing menggigitmu. Jika kucing menggigit saat sedang bermain segera hentikan permainan.

Jika kamu selalu berhenti bermain dengan anak kucing tersebut setiap mereka menggigitmu, kucing akan merasa kalau setiap mereka menggigit maka permainan berhenti, sehingga mereka tidak akan mengulanginya.

Kebalikannya, kalau kamu justru menahan rasa sakit saat mereka gigit dan tetap melanjutkan bermain dengan mereka, maka kamu hanya akan menimbulkan pola perilaku bahwa yang mereka lakukan itu tidak akan menghentikan kegiatan bermain yang sedang berjalan, sehingga mereka akan mengulanginya.