Melihat kucing yang terdiam, tidak bersemangat, lesu, dan tidak mau makan, tentunya sangat membuat khawatir semua pemilik kucing. Pastinya, melihat kucing kesayangan dalam keadaan seperti itu meresahkan dan menimbulkan pertanyaan, apakah kucing sedang sehat secara fisik dan mental.

Karena itu, pada artikel kali ini kami akan mengupas habis mengenai kucing lemas, mulai dari apa itu kucing lemas, ciri-ciri, penyebab, dan bagaimana cara menanganinya supaya kucing kesayangan dapat kembali beraktivitas dengan penuh energi dan bersemangat seperti sedia kala.

Pengertian Kucing Lemas

Pertama-tama, perlu dipahami perbedaan antara kucing yang sedang lemas dan kucing yang sedang beristirahat atau bermalas-malasan. Sama seperti manusia, kucing juga butuh istirahat dan terkadang bersantai untuk bermalas-malasan.

Pada dasarnya, kucing memang senang tidur terutama jika kucing telah menghabiskan energinya untuk bermain dan beraktifitas. Waktu tidur kucing normalnya bisa mencapai 12-20 jam per hari, karena itu tidak perlu khawatir jika kucing memang tidurnya lama.

Namun, jika kucing mendadak menjadi jauh lebih tidak aktif, tidak tertarik untuk bermain, kurang bertenanga, atau bahkan tidak bisa berjalan dan berdiri, ini adalah ciri-ciri kucing lemas.

Selain gejala-gejala diatas, juga bisa diperhatikan bila kucing biasanya lebih sering mengantuk dan terus tertidur pada waktu-waktu kucing seharusnya aktif, misalnya untuk makan atau bermain.

Ciri-Ciri Kucing Lemas

Seperti yang kami sampaikan sebelumnya, ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan untuk membedakan kucing yang memang sedang beristirahat dibandingkan kucing yang sedang mengalami gejala kucing lemas.

Berikut beberapa ciri-ciri kucing lemas yang perlu diketahui oleh para pemilik kucing.

  • Terlihat lesu, lemas, mengantuk bahkan saat baru bangun tidur
  • Menurunnya semangat saat bermain, berjalan-jalan, dan membersihkan diri
  • Kurang nafsu makan dan penurunan berat badan yang disertai diare dan muntah
  • Fisik yang lemah
  • Badan gemetaran
  • Sering bersembunyi di tempat-tempat yang gelap dan sunyi
  • Demam dan masalah pernapasan
  • Perbedaan secara ekstrim dalam cara kucing berperilaku dan beraktifitas

Penyebab Kucing Lemas

Penyebab kucing lemas bisa bermacam-macam, mulai dari pola makannya, efek samping dari obat, dan juga dikarenakan penyakit-penyakit tertentu.

Berikut beberapa penyebab yang akan dibahas pada artikel kali ini.

  • Anemia
  • Arthritis, peradangan, dan rasa sakit
  • Asma
  • Hairball
  • Kanker
  • Penyakit jantung dan paru-paru
  • Diabetes
  • Hypothyroidism
  • Penyakit pencernaan
  • Obesitas atau terlalu banyak makan
  • Penyakit saluran kencing
  • Keracunan
  • Efek samping obat
  • Rabies

Berikut ini akan kami jelaskan mengenai masing-masing penyebab kucing lemas tersebut secara rinci supaya kamu bisa lebih memahaminya.

Anemia

Anemia adalah istilah medis yang mengacu pada berkurangnya jumlah sel darah merah yang bersirkulasi (RBC/Red Blood Count), hemoglobin (Hb), atau keduanya. Anemia ini bukanlah penyakit, melainkan efek samping yang biasanya terjadi karena kondisi lain.

Sel darah merah diproduksi di sumsum tulang dan dilepaskan ke dalam darah di mana mereka bersirkulasi selama kurang lebih dua bulan.

Saat sel-sel darah tersebut menua atau menjadi rusak, mereka dikeluarkan dari aliran darah. Komponennya kemudian didaur ulang untuk membentuk sel darah merah baru. Jumlah sel darah merah dapat menjadi berkurang karena penurunan produksi atau peningkatan kehilangan sel darah merah.

Berikut adalah beberapa hal yang dapat menyebabkan Anemia pada kucing.

  • Trauma atau cedera pada pembuluh darah atau organ dalam yang mengakibatkan pendarahan
  • Infestasi parasit yang parah dikarenakan kutu atau cacing tambang
  • Tumor (jinak maupun ganas) pada saluran usus, ginjal, dan kandung kemih yang mulai berdarah
  • Penyakit yang mencegah pembekuan darah
  • Penyakit autoimun (disebabkan ketika sistem kekebalan kucing menyerang jaringan atau sistem tubuhnya sendiri)
  • Virus leukemia kucing (FeLV)
  • Parasit darah seperti Mycoplasma haemofelis
  • Bahan kimia atau racun seperti racun tikus
  • Penyakit parah atau kronis (seperti penyakit ginjal atau hati kronis)
  • Nutrisi yang sangat buruk atau ketidakseimbangan nutrisi

Kucing yang terkena anemia akan terlihat lebih lemas dibandingkan biasanya dan secara umum menjadi kurang aktif serta juga bisa kehilangan nafsu makan.

Arthritis, Peradangan, Dan Rasa Sakit

Ternyata, sama seperti manusia, kucing juga bisa mengalami arthritis, peradangan, dan rasa sakit serta nyeri pada persendiannya. Kucing yang sedang mengalami gejala ini biasanya bisa menjadi kucing lemas. Penyebab arthritis pada kucing bisa bermacam-macam, beberapa diantaranya adalah:

  • Sendi yang melemah atau menua. Persendian kucing akan melemah seiring bertambahnya usia kucing dan dapat menyebabkan arthritis.
  • Kelainan. Perkembangan pinggul yang tidak normal dapat mempengaruhi tulang rawan di sekitar persendian.
  • Cedera. Saat kucing mengalami patah tulang sendi atau cedera sendi yang terkadang bisa menyebabkan radang sendi.
  • Kegemukan. Meskipun tidak ada bukti ilmiah bahwa obesitas menyebabkan radang sendi, sama seperti manusia, kucing yang obesitas juga lebih rentan terhadap permasalahan sendi.
  • Genetik. Beberapa ras kucing memiliki peningkatan risiko radang sendi karena perkembangan pinggul atau tulang rawan yang tidak normal. Faktor genetik ini paling umum terjadi pada jenis kucing Maine Coon, Persia, Scottish Fold, dan Siamese.

Karena kondisi ini sangat mempengaruhi pergerakan kucing, maka kucing yang sedang mengalami arthritis, peradangan, atau rasa sakit biasanya akan lebih cenderung malas bergerak dan kurang bersemangat. Karena itu, kondisi ini adalah salah satu penyebab kucing lemas yang sering terjadi.

Asma

Asma juga bisa menyebabkan kucing menjadi lemas. Kucing dinilai asma jika kucing tersebut mengalami kesulitan bernapas. Kondisi asma ini biasanya terjadi karena adanya alergi pada kucing.

Umumnya alergi adalah respons peradangan terhadap alergen (zat yang menyebabkan alergi) Jika kucing, terutama anak kucing, sensitif terhadap alergen tertentu, sistem kekebalan tubuh kucing dapat melepaskan zat-zat dalam tubuh yang menyebabkan peradangan pada saluran udara. Peradangan saluran udara menyebabkan iritasi dan menegang, sehingga kucing sulit bernapas.

Beberapa alergen umum yang dianggap penyebab asma pada kucing antara lain:

  • Asap rokok
  • Semprotan aerosol
  • Pembersih rumah tangga
  • Kotoran kucing berdebu
  • Serbuk sari
  • Tungau debu
  • Jamur
  • Beberapa jenis makanan

Kucing yang sedang menderita asma pernapasannya terganggu, sehingga akan lebih mudah lelah. Karena itu kucing yang sedang asma akan lebih malas bergerak, mudah lelah, dan juga lemas. Kucing lemas karena asma juga bisa disertai dengan batuk-batuk dan muntah.

Hairball

Hairball juga adalah salah satu penyebab umum kucing yang lemas. Hairball terjadi jika kucing terlalu banyak menelan bulunya saat kucing sedang menjilat-jilat badannya. Jika hairball terlalu besar, sehingga tidak bisa dimuntahkan, hairball bisa menyebabkan hambatan pada saluran pencernaan. Efek samping lainnya dari hairball adalah kucing akan kurang nafsu makan, mengalami gangguan buang air besar, dan kucing akan menjadi lebih lemas.

Kanker

Kucing lemas juga dapat disebabkan karena kucing sedang menderita kanker. Secara umum, kanker lebih sering menyerang kucing dengan umur yang lebih tua daripada kucing yang masih muda.

Kanker pada kucing bisa menyerang organ manapun dalam tubuh, sehingga sulit untuk mendeteksi kanker hanya dari pengamatan sehari-hari. Selain itu, sulit juga untuk memastikan bahwa kanker adalah penyebab penyakit yang sedang dialami kucing.

Umumnya, kanker akan tumbuh dalam jangka waktu yang cukup lama. Awalnya mungkin hanya ada tanda-tanda penyakit yang kurang jelas seperti nafsu makan yang buruk, kekurangan energi atau terlihat lemas, lesu dan penurunan berat badan. Tetapi pada kasus-kasus lain, mungkin ada tanda-tanda yang lebih jelas seperti benjolan yang tidak pernah hilang di dalam atau di bawah kulit, pendarahan tanpa sebab pasti, atau ada luka yang tidak kunjung sembuh.

Penyakit Jantung Dan Paru-Paru

Ada beberapa jenis penyakit jantung dan paru-paru pada kucing, yang dapat dibagi menjadi dua kategori utama, yaitu bawaan (dari genetik) dan infeksi. Penyakit jantung dan paru bawaan muncul saat lahir dan sering kali berhubungan dengan struktur jantung atau paru-paru yang cacat atau rusak.

Meskipun kelainan jantung dan paru bawaan relatif jarang terjadi, ada beberapa jenis yang lebih umum dialami oleh kucing meliputi:

  • Murmur jantung (suara berdesing pada jantung)
  • Cacat septum atau kelainan pada jaringan yang membagi ruang jantung
  • Cacat pada lapisan jantung
  • Stenosis atau penyumbatan aliran darah ke atau dari area jantung
  • Katup jantung rusak

Penyakit jantung dan paru-paru yang disebabkan oleh infeksi lebih umum terjadi pada kucing. Beberapa penyakit yang cukup umum dialami oleh kucing adalah sebagai berikut:

  • Infeksi pada paru-paru atau jantung, contohnya infeksi bakteri atau heartworm
  • Penumpukan cairan di sekitar paru-paru dan jantung
  • Edema paru
  • Penyakit pernapasan kucing
  • Penyakit katup degeneratif
  • Kardiomiopati
  • Endokarditis infektif
  • Penyakit perikardial
  • Hipertensi pulmonal atau sistemik

Karena penyakit paru-paru dan jantung ini berkaitan erat dengan pernafasan dan suplai aliran darah pada tubuh kucing, maka biasanya kucing yang mengidap penyakit ini akan terlihat lebih tidak bersemangat dan lebih tidak aktif. Karena itu beberapa masalah paru-paru dan jantung ini bisa menjadi penyebab kucing lemas.

Diabetes

Sama seperti manusia, kucing juga membutuhkan zat gula (glukosa) untuk dijadikan energi. Untuk mengubah glukosa menjadi energi, dibutuhkan insulin. Insulin adalah hormon yang diproduksi oleh pankreas. Insulin berfungsi untuk mengindikasi kapan sel-sel tubuh harus menyerap glukosa. Dengan menyerap dan mengolah glukosa, sel-sel dalam tubuh mendapatkan energi. Akfititas ini juga berfungsi untuk mengurangi kadar glukosa dalam darah.

Pada diabetes tipe I, konsentrasi glukosa darah tinggi karena penurunan produksi insulin. Sedangkan pada diabetes tipe II, kadar glukosa tinggi karena sel-sel dalam tubuh tidak merespons insulin dengan tepat.

Diabetes tipe II adalah jenis diabetes yang sering menyerang kucing. Diperkirakan hampir 1 persen, atau satu dari 100 kucing, akan didiagnosis menderita diabetes selama hidupnya.

Beberapa faktor yang meningkatkan resiko kucing terkena diabetes termasuk berat badan, usia, gaya hidup, jenis kelamin, dan konsumsi obat-obatan.

Pada umumnya, resiko terkena diabetes lebih tinggi pada kucing yang gemuk dibandingkan dengan kucing yang memiliki berat badan ideal. Karena itu, jika kucing yang overweight atau obesitas, perlu diperhatikan bahwa kucingnya tidak sedang diabetes. Diabetes ini menyebabkan kucing kurang bertenaga, malas beraktifitas, sehingga kucing terlihat lemas.

Hypothyroidism

Hipertiroid, yang bisa disebabkan oleh genetik atau kekurangan yodium, adalah kondisi yang jarang terjadi pada kucing. Walaupun jarang terjadi, hipertiroid perlu untuk diperhatikan baik-baik, karena akibatnya bisa fatal.

Kucing yang sedang mengalami hipertiroid biasanya akan mengalami gejala-gejala ini:

  • Tidak tahan dingin
  • Pengurangan berat badan padahal makan seperti biasa
  • Sembelit
  • Penampilan tidak terawat
  • Kelemahan
  • Kelesuan
  • Rambut rontok / kerontokan berlebihan
  • Suhu tubuh rendah

Penyakit Pencernaan

Penyakit yang mempengaruhi lambung dan usus umumnya adalah penyakit infeksi seperti penyakit yang disebabkan oleh bakteri, virus, atau parasit lainnya. Selain penyakit yang disebabkan oleh infeksi, kucing juga bisa mengalami penyakit pencernaan yang disebabkan oleh gangguan tubuh lainnya, seperti tumor. Beberapa jenis penyakit yang tergolong ke dalam penyakit pencernaan ini antara lain adalah:

  • Radang Usus Besar
  • Sembelit
  • Radang Perut (Gastritis)
  • Kanker Sistem Pencernaan
  • Obstruksi Gastrointestinal
  • Ulserasi gastrointestinal
  • Penyakit Radang Usus (IBD)
  • Malabsorpsi

Gejala umum penyakit pencernaan pada kucing adalah muntah-muntah, diare, dan kurangnya energi pada kucing. Karena itu, penyakit pencernaan adalah salah satu penyebab umum kucing lemas dan kurang berenergi.

Obesitas

Kucing yang lemas juga bisa terjadi karena efek samping obesitas. Selain itu, obesitas juga memperpendek umur kucing dan membuatnya lebih rentan pada penyakit. Pada kucing, peningkatan resiko kematian naik 2,8 kali lipat pada kucing yang overweight atau obesitas dibandingkan kucing yang memiliki berat badan ideal.

Seekor kucing akan dianggap overweight jika mereka 10 hingga 19 persen lebih berat dari berat optimal. Jika kucing lebih berat 20 persen daripada berat badan idealnya, kucing dianggap obesitas. Jadi, seharusnya berat badan kucing dijaga diberat badan ideal dengan gaya hidup yang benar.

Kucing yang obesitas biasanya bisa terlihat lebih lemas, lesu, dan malas bergerak,. Ini adalah tanda-tanda yang bisa diperhatikan untuk menentukan apakah kucing sedang obesitas:

  • Tonjolan yang terlihat di kedua sisi pangkal ekor
  • Bagian lekuk pinggang tidak terlihat jika dilihat dari atas
  • Tulang rusuk atau tulang belakang tidak bisa dirasakan dengan telapak tangan

Penyakit Saluran Kencing

Sebagian besar infeksi pada saluran kencing pada kucing disebabkan oleh bakteri. Infeksi bakteri yang terjadi pada saluran kencing bisa juga menyebabkan gangguan pada ginjal kucing.

Gejala-gejala infeksi saluran kencing dan kandung kemih adalah kucing lebih sering buang air kecil, dan kucing sering ngompol (buang air kecil di tempat yang tidak tepat). Terkadang, kucing juga kesulitan buang air kecil dan terdapat darah pada urin. Infeksi saluran kencing bisa menyebabkan kucing lemas, tidak bertenanga, dan tidak bersemangat.

Keracunan

Kucing yang terlihat lemas juga bisa disebabkan oleh keracunan. Biasanya kucing yang sedang keracunan akan menunjukkan beberapa gejala-gejala seperti lemas, tidak bersemangat, nafsu makan berkurang. Selain itu, ada juga tanda-tanda yang bisa diperhatikan, seperti gusi yang pucat, urin berwarna gelap (jingga hingga merah tua). Saat kucing keracunan makanan, kucing juga bisa muntah dan diare, tergantung dari penyebab keracunan makanan tersebut.

Efek Samping Obat

Kucing lemas juga bisa disebabkan efek samping dari obat-obatan yang sedang mereka konsumsi. Ada beberapa jenis obat yang dapat menyebabkan kucing terlihat lemas, kurang aktif, dan tidak bergairah dalam beraktivitas. Sehingga, bila kucing sedang rutin mengkonsumsi obat yang memiliki efek samping, kucing bisa terlihat lebih lemas.

Rabies

Jika ada bekas gigitan pada kucing kesayangan milikmu, kamu perlu waspada. Karena jika hewan yang menggigit kucingmu sedang rabies, kucingmu juga bisa tertular rabies. Kamu harus segera sigap membawa kucingmu ke dokter hewan untuk diperiksa.

Rabies adalah penyakit yang cukup berbahaya, karena itu kamu perlu pahami juga gejala-gejalanya. Berikut beberapa gejala umum rabies.

  • Perubahan perilaku
    Contohnya, kucing yang biasanya tenang bisa menjadi bersemangat atau gelisah. Kucing yang biasanya suka bersosialisasi menjadi penyendiri dan suka bersembunyi misalnya.
  • Agresi
    Kucing bisa menjadi bersemangat, agresif, dan ganas terhadap manusia atau hewan lain.
  • Mengeluarkan air liur berlebih
    Rabies dapat memengaruhi otot di mulut kucing sehingga tidak bisa menelan, karena itu kucing yang sedang rabies biasanya mengeluarkan banyak air liur.
  • Kehilangan kendali otot
    Tahap akhir rabies menyebabkan kelumpuhan dan koma .

Cara Menangani Kucing Lemas

Cara mengobati kucing lemas sangat tergantung oleh penyebabnya. Contohnya, kucing lemas karena obesitas bisa diobati dengan perubahan pola makan dan gaya hidup, kucing yang lemas karena anemia bisa diberikan suplemen seperti zat besi.

Namun, jika kucing lemas disebabkan oleh penyakit yang lebih sulit diobati, biasanya kucing akan diberikan perawatan yang lebih dalam.

Perawatan umum yang diresepkan untuk kucing lemas yang cukup umum adalah sebagai berikut:

  • Antibiotik untuk infeksi bakteri
  • Obat cacing untuk parasit atau cacing hati
  • Operasi bedah untuk pengangkatan tumor
  • Obat antivirus untuk virus
  • Antidepresan untuk depresi atau stres
  • Insulin untuk pengobatan diabetes

Karena pengobatannya harus tepat, sangat disarankan untuk membawa kucing yang terlihat lemas secara berkepanjangan supaya bisa didiagnosa dengan lebih baik. Dokter hewan bisa lebih teliti memeriksa jika kucing memang sedang terkena penyakit yang lebih parah sehingga perlu perawatan yang lebih dalam.

Untuk mengoptimalkan masa penyembuhan, kucing yang sedang dalam perawatan sebaiknya ditempatkan di tempat yang bersih, nyaman, dan tenang supaya kucing bisa beristirahat dengan cukup.

Selain pengobatan, pemilik kucing juga disarankan untuk melakukan upaya pencegahan. Untuk pencegahan, sangat disarankan bagi pemelihara kucing untuk mengatur diet dan pola makan kucing sebelum kucing menunjukkan gejala-gejala lemas.

Jika diperlukan, berikan suplemen khusus sesuai dengan anjuran dokter hewan supaya tubuh kucing lebih kuat dari gangguan-gangguan parasit.