Sterilisasi kucing tidak hanya memberikan manfaat untuk kucing kesayangan, tetapi juga memberikan manfaat untuk pemilik kucing tersebut.
Kucing betina yang hamil tanpa direncanakan tentunya akan sangat merepotkan, terutama untuk pemilik kucing betina tersebut.
Selain harus mengurus dan merawat kucing yang hamil dan akan melahirkan, pemilik kucing betina juga harus mengurus anak kucing yang akan dilahirkan.
Dengan melakukan sterilisasi pada kucing betina, maka kehamilan yang tidak direncanakan dapat dihindari.
Tidak hanya bermanfaat untuk kucing betina, steril kucing juga bermanfaat untuk kucing jantan dan pemiliknya.
Kucing jantan yang belum disteril cenderung lebih sering berkeliaran dan memiliki sifat yang lebih agresif.
Perilaku ini menyebabkan kucing jantan lebih sering berkelahi dengan kucing lain yang dapat menyebabkan cedera pada kucing jantan tersebut.
Dengan melakukan sterilisasi pada kucing jantan, maka cedera tersebut dapat dihindari.
Pada artikel ini, kami akan menjelaskan secara lengkap pengertian, manfaat, syarat, dan semua yang perlu diketahui mengenai sterilisasi kucing.
Pengertian Sterilisasi Kucing
Sterilisasi kucing adalah suatu jenis operasi yang dilakukan untuk memastikan kucing jantan atau kucing betina menjadi mandul (tidak bisa membuahi dan dibuahi).
Selain memandulkan kucing, sterilisasi juga akan mengurangi rasa birahi pada kucing sehingga mengurangi perilaku-perilaku seksual yang tidak diinginkan.
Proses sterilisasi kucing biasanya tidak berlangsung lama. Dalam waktu singkat, kucing kesayangan akan dapat beraktifitas secara normal.
Sterilisasi Pada Kucing Betina
Walaupun dulu ada pemahaman bahwa kucing betina harus beranak setidaknya satu kali sebelum disterilkan, namun pemahaman sekarang menyatakan bahwa membiarkan kucing betina beranak tidak memberikan manfaat apapun untuk kucing betina tersebut.
Sterilisasi kucing dianjurkan untuk dilakukan sebelum kucing betina mencapai kematangan seksual.
Sterilisasi kucing betina melibatkan pemberian anestesi umum dan operasi pengangkatan ovarium dan rahim melalui sayatan yang dibuat pada sisi atau perut kucing.
Sebelum operasi, bulu pada lokasi sayatan harus dicukur. Selain itu, dokter hewan biasanya akan meminta untuk tidak memberi makan kucing semalam sebelum pemberian anestesi.
Biasanya, kucing betina bisa kembali ke rumah pada hari yang sama. Kemudian, semua jahitan biasanya bisa dilepas setelah 7-10 hari.
Jika kamu tidak berencana untuk mengawinkan kucing betina, sterilisasi kucing sangat bermanfaat untuk kamu dan kucing kesayangan.
Berikut beberapa alasan mengapa sterilisasi pada kucing betina perlu dilakukan.
- Pengendalian populasi kucing. Penting untuk melakukan sterilisasi kucing betina sebelum kucing betina mencapai kematangan seksual. Usia kematangan seksual kucing betina dipengaruhi oleh jenis, usia, dan perkembangan masing-masing kucing. Masa birahi pertama biasanya terjadi pada saat kucing berusia sekitar enam bulan, bisa juga lebih awal. Setelah kematangan seksual, kucing betina dapat beranak sebanyak tiga kali dalam setahun.
- Mengurangi gangguan. Pada masa birahi atau musim kawin, kucing betina akan lebih bersuara dan berisik untuk ‘memanggil’ kucing jantan. Masa birahi atau musim kawin biasanya akan terjadi setiap tiga minggu selama kucing tidak hamil.
- Masalah kesejahteraan. Anak kucing yang tidak direncakan mungkin tidak bisa dirawat dengan baik atau bahkan bisa ditelantarkan. Anak kucing yang ditelantarkan akan hidup dengan kondisi yang buruk dan lebih rawan terkena penyakit.
- Masalah kesehatan. Kucing betina yang tidak disteril atau dimandulkan memiliki kemungkinan lebih besar menderita pyometra (infeksi rahim) dan penyakit lainnya.
Sterilisasi (Kebiri) Pada Kucing Jantan
Sterilisasi atau kebiri pada kucing jantan melibatkan anestesi umum dan pengangkatan kedua testis melalui sayatan kecil pada skrotum.
Biasanya dokter hewan akan meminta untuk tidak memberi makanan dari malam sebelum proses sterilisasi untuk mengurangi potensi komplikasi anestesi.
Pada umumnya kucing jantan dapat pulang pada hari yang sama setelah operasi. Biasanya, sayatan untuk kebiri sangat kecil sehingga tidak perlu jahitan.
Sama seperti kucing betina, jika kamu tidak merencanakan untuk mengawinkan kucing jantan, sterilisasi kucing akan bermanfaat untuk kamu dan kucing kesayangkan.
Berikut beberapa alasan mengapa sterilisasi pada kucing jantan diperlukan.
- Mengurangi gangguan. Selain akan lebih sering berkeliaran di luar rumah, kucing jantan yang belum disteril akan menandai wilayah mereka dengan kencing yang bisa sangat menyengat. Selain itu, kucing jantan yang belum disteril lebih cenderung berkelahi dengan kucing lainnya.
- Masalah kesehatan. Kucing jantan yang sering berkeliaran lebih berpeluang tertular penyakit seperti FIV (Feline Immunodeficiency Virus atau Feline AIDS) dan FeLV (Feline Leukemia Virus). Kucing jantan yang belum disteril juga cenderung lebih sering berkelahi dengan kucing lain, kemudian mendapatkan luka-luka karena perkelahian tersebut. Selain itu, kucing jantan yang sering berkeliaran juga memiliki resiko lebih besar untuk mengalami kecelakaan lalu lintas jalan raya.
- Masalah hewan peliharaan. Kucing jantan yang belum disteril akan lebih sering berkeliaran di luar rumah dan ada kemungkinan tidak kembali. Selain itu, kucing jantan yang belum disteril juga cenderung lebih agresif terhadap kucing lain dan pemilknya.
- Pengendalian populasi. Hanya perlu satu kucing jantan di suatu daerah untuk membuat banyak kucing betina hamil. Kucing jantan yang disteril akan sangat membantu mengurangi kehamilan kucing betina yang tidak direncanakan.
Manfaat Sterilisasi Kucing
Sterilisasi kucing baik kucing betina maupun kucing jantan memberikan manfaat untuk kucing dan pemiliknya. Berikut beberapa manfaat steril kucing.
Mencegah Kehamilan Kucing Yang Tidak Direncanakan
Mengurus kucing yang hamil dan akan melahirkan merupakan hal yang tidak mudah. Ditambah lagi, saat terjadi kehamilan yang tidak direncanakan, pemilik induk kucing juga harus merawat anak-anak kucing yang dilahirkan.
Setelah kucing betina disteril, maka pemilik dapat menghindari terjadinya kehamilan pada kucing betina.
Mengurangi Resiko Penyakit Kanker Serviks, Kanker Ovarium, Dan Kanker Payudara
Sterilisasi pada kucing betina sebelum siklus estrus pertamanya (saat birahi muncul) sangat mengurangi resiko kanker serviks dan resiko kanker ovarium.
Karena pengangkatan ovarium mengurangi kadar hormon yang mendorong pertumbuhan tumor kanker, sterilisasi juga mengurangi resiko kucing betina terkena kanker payudara.
Mengurangi Resiko Kanker Testikular Dan Penyakit Prostat
Sterilisasi pada kucing jantan akan sangat mengurangi resiko kanker testikular. Selain kanker testikular, sterilisasi kucing jantan juga mengurangi resiko kucing terkena penyakit prostat.
Biasanya kanker testikular bisa muncul pada kucing jantan yang tidak disteril dan sudah berumur.
Mengurangi Resiko Penyakit Leukemia Kucing Dan AIDS Kucing
Leukemia kucing dan AIDS kucing adalah dua penyakit yang menyebar melalui gigitan kucing.
Penyakit AIDS kucing berbeda dengan penyakit AIDS pada manusia, sehingga kucing tidak bisa menularkan penyakit tersebut ke manusia.
Penyakit Leukemia kucing juga berbeda dengan Leukemia pada manusia, sehingga kucing tidak bisa menularkan penyakit tersebut ke manusia.
Steril kucing akan mengurangi kemungkinan kucing tertularnya penyakit berbahaya ini, dengan cara mengurangi perilaku kucing untuk memperebutkan pasangan dan wilayah.
Mengurangi Perilaku Agresif Pada Kucing
Kucing jantan yang belum disteril atau dimandulkan akan didorong dengan hormon yang ada di dalam tubuhnya untuk mencari pasangan dan mempertahankan wilayahnya.
Dua atau lebih kucing jantan yang tidak disterilkan dapat menyebabkan perkelahian antar kucing, terutama jika ada kucing betina yang sedang birahi pada daerah yang sama.
Selain bersikap agresif terhadap kucing lain, tidak jarang juga kucing jantan yang belum disteril untuk bersikap agresif terhadap pemiliknya juga.
Setelah kucing steril, maka naluri agresifnya akan berkurang, sehingga mengurangi perilaku-perilaku yang tidak diinginkan.
Mengurangi Rasa Ingin Berkeliaran Pada Kucing
Saat kucing betina dalam masa birahi, hormon dan instingnya akan mendorongnya untuk mencari pasangan. Apabila tidak ada calon pasangan di rumah, maka kucing betina akan berusaha pergi keluar rumah untuk mencari pasangan.
Tidak hanya pada kucing betina, kucing jantan juga didorong oleh hormon dan naluri kawin saat belum disteril. Sehingga, kucing tersebut juga akan berusaha keluar rumah untuk mencari pasangan.
Baik kucing jantan maupun kucing betina yang berkeliaran di luar rumah akan memiliki resiko cedera saat mereka menyeberang jalan atau saat kawin di tengah jalan.
Sterilisasi kucing akan mengurangi keinginan kucing untuk berkeliaran mencari pasangan.
Mengurangi Kucing Kencing Sembarangan
Kucing jantan yang belum disteril cenderung kencing pada permukaan vertikal untuk menandai wilayahnya.
Selain untuk memberi tahu kucing betina bahwa kucing jantan tersebut menunggu kesempatan untuk kawin dengannya, bau menyengat dari kencing tersebut akan memberi tahu kucing jantan lain bahwa wilayah tersebut sudah ada pemiliknya.
Keingingan untuk menandai wilayah pada kucing jantan yang sudah disteril akan jauh lebih rendah dibanding kucing jantan yang belum disteril.
Walaupun masih menandai wilayahnya, bau kencing kucing jantan yang sudah disteril akan lebih ringan dibanding sebelum disteril.
Tidak hanya kucing jantan, kucing betina juga mengeluarkan cairan tubuh saat dalam masa birahi. Bau cairan ini akan memberitahu kucing jantan bahwa ada kucing betina yang subur di dekatnya.
Dengan sterilisasi kucing betina, kamu akan menghilangkan masalah yang sama seperti pada kucing jantan.
Syarat Sterilisasi Kucing
Sterilisasi kucing sudah dapat dilakukan pada saat kucing berusia empat bulan, asalkan berat badan kucing sudah mencapai satu kilogram. Dan sebaiknya dilakukan sebelum kucing memasuki masa pubertas.
Tentu saja sterilisasi kucing hanya bisa dilakukan pada saat kucing dalam kondisi sehat dan tidak sedang menderita penyakit apapun supaya tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Khusus untuk kucing betina, sterilisasi tidak dianjurkan saat kucing tersebut mengandung.
Pertanyaan Umum Mengenai Sterilisasi Kucing
Berikut beberapa pertanyaan yang sering ditanyakan mengenai sterilisasi kucing beserta penjelasannya.
Berapa biaya steril kucing?
Harga untuk sterilisasi kucing akan bergantung dengan dokter hewan yang melakukan operasi tersebut, tetapi biasanya harga sterilisasi kucing akan berkisar dari Rp 300.000 sampai Rp 1.000.000.
Berikut daftar harga rata-rata untuk sterilisasi kucing di Indonesia.
Jenis Kucing | Biaya (Rp) |
Kucing Jantan Lokal | 215.000 |
Kucing Betina Lokal | 295.000 |
Kucing Betina Lokal Hamil | 395.000 |
Kucing Jantan Ras | 315.000 |
Kucing Betina Ras | 395.000 |
Kucing Betina Ras Hamil | 495.000 |
Apakah kucing steril akan menjadi gemuk?
Kucing steril akan mengalami perubahan kadar hormon yang menyebabkan kucing steril untuk membutuhkan makanan yang lebih sedikit.
Selain perubahan kadar hormon, kucing steril juga akan mengalami perlambatan metabolisme, sehingga lebih mudah untuk bertambah berat.
Pemilik bisa mengatur porsi makanan atau jenis makanan sebagai penyesuaian terhadap perubahan hormon tersebut.
Proses sterilisasi sendiri tidak membuat kucing tersebut menjadi gemuk.
Berapa lama waktu operasi untuk steril kucing?
Waktu yang diperlukan untuk melakukan operasi steril kucing biasanya beragam.
Proses sterilisasi kucing jantan bisa memakan waktu sesingkat 2 menit, sedangkan proses sterilisasi kucing betina bisa memakan waktu sekitar 15-25 menit.
Proses sterilisasi kucing betina yang sedang dalam masa birahi akan memakan waktu lebih lama karena sistem reproduksi yang lebih rapuh dan menampung banyak darah.
Waktu operasi steril kucing sangat bergantung pada kondisi masing-masing hewan serta keterampilan dokter hewan yang melakukan operasi tersebut.
Apakah steril kucing memiliki resiko?
Meskipun operasi steril kucing memiliki resiko, biasanya resiko tersebut jarang terjadi. Bila terjadi, resiko tersebut biasanya ringan, sehingga tidak mengkhawatirkan.
Beberapa resiko setelah operasi yang paling umum termasuk peradangan, infeksi pada sayatan, jahitan yang terbuka, pembengkakan bagian sayatan, dan perdarahan.
Komplikasi juga bisa disebabkan atau diperparah dengan kucing yang menjilati atau menggigit kulit pada sayatan atau dengan tidak menjaga kucing untuk tetap diam seperti yang diarahkan setelah operasi.
Kucing muda yang sehat memiliki resiko lebih rendah dan cenderung tidak mengalami komplikasi serius.
Namun, kucing muda atau kucing aktif akan lebih sulit untuk tetap tenang setelah operasi, sehingga kucing tersebut lebih mungkin mengalami komplikasi sederhana akibat aktivitasnya.
Kucing yang sudah berumur atau yang sedang birahi, terutama yang memiliki masalah kesehatan tambahan, memiliki resiko lebih tinggi dan lebih mungkin mengalami komplikasi.
Jika kamu memiliki kekhawatiran tentang kesehatan kucing kesayangan atau jika kucing tersebut sedang menjalani perawatan suatu kondisi medis, kamu bisa memberitahu dokter hewan sebelumnya sehingga kucing milikmu dapat diberikan perawatan dan penanganan yang tepat.
Mengurangi Resiko Kanker Testikular Dan Penyakit Prostat
Sama seperti operasi pada manusia, tidak ada operasi tanpa rasa sakit, demikian juga operasi steril kucing. Namun, biasanya dokter hewan akan mengurangi rasa sakit tersebut dengan memberikan obat penghilang rasa sakit dan perawatan lainnya guna membuat kucing kesayangan merasa senyaman mungkin.