Blog Sukapets

Kucing Mencret (Diare) – Ciri-Ciri, Penyebab, Cara Menangani

Kucing mencret (diare) merupakan suatu kondisi yang terbilang umum menimpa kucing, yang tentunya akan sangat mengkhawatirkan para pemiliknya, terutama bagi kamu yang baru saja memelihara kucing atau belum pernah mengalami kondisi ini sebelumnya.

Pada artikel kali ini, kami akan memberikan informasi secara lengkap mengenai kucing mencret atau diare mulai dari pengertian, ciri-ciri, penyebab, dan cara menanganinya agar dapat menangani kucing kesayangan apabila kondisi itu terjadi pada mereka.

Pengertian Mencret (Diare)

Mencret atau diare adalah kondisi di mana tinja yang keluar saat buang air besar tidak padat, biasanya diikuti dengan peningkatan jumlah dan frekuensi buang air.

Kondisi ini adalah hasil dari pergerakan feses yang lebih cepat melalui usus yang dikombinasikan dengan penurunan penyerapan air, nutrisi, dan elektrolit. Diare bukanlah penyakit, melainkan merupakan gejala dari berbagai penyakit lainnya.

Kucing yang mengalami diare kemungkinan akan buang air besar lebih sering dari biasanya, tidak sengaja buang air di sembarang tempat di dalam rumah, dan mungkin mengeluarkan darah, lendir atau bahkan muncul parasit di dalam kotorannya.

Diare yang berlangsung selama 24 hingga 48 jam biasanya tidak akan menimbulkan masalah seriues kecuali pada kucing yang lebih tua atau anak kucing.

Jika mencret atau diare berlangsung lebih lama, kucing dapat mengalami dehidrasi, yang dapat membahayakan kucing.

Ciri-Ciri Kucing Mencret (Diare)

Ciri-ciri kucing mencret bisa dilihat dari bentuk kotoran yang mereka keluarkan saat buang air dan juga perilaku mereka yang agak berbeda dibandingkan saat dalam kondisi sehat.

Kucing dalam keadaan sehat biasanya akan buang air setidaknya sekali sehari. Kucing yang sehat kotorannya akan berwarna coklat tua, tidak terlalu keras atau terlalu lembek, dan tidak berbau terlalu busuk.

Berbeda dengan kucing dalam kondisi sehat, kucing yang sedang mencret atau diare biasanya disertai dengan ciri-ciri sebagai berikut.

Jika ciri-ciri tersebut muncul pada kucing peliharaanmu, segera bawa ke dokter hewan untuk diperiksa dan ditangani dengan benar.

Penyebab Kucing Mencret (Diare)

Sebelum mengetahui cara menangani kucing mencret, penting untuk terlebih dahulu mengetahui penyebab dari gejala tersebut. Dengan mengetahui penyebabnya, maka kamu bisa menangani kucing mencret dengan tepat.

Berikut penyebab-penyebab umum kucing mencret atau diare.

Kebanyakan penyebab-penyebab tersebut tidak dapat dipastikan secara langsung dan hanya bisa ditentukan setelah kamu membawa kucing kesayangan ke dokter hewan.

Hanya setelah dokter hewan melakukan serangkaian pengujian yang berguna dalam menentukan penyebab dari kondisi yang dialami kucing tersebut.

Kami menyarankan agar dapat menceritakan secara detail kepada dokter hewan, sejak kapan kondisi itu terjadi, apakah ada perubahan pola makan terutama dalam 1-2 minggu terakhir, apakah ada perubahan rutinitas dari kucing, dan apakah ada gejala lain seperti kucing yang terlihat lesu, kucing muntah dan mencret terus menerus, dan sebagainya.

Perubahan pola makan dan jenis makanan

Kucing atau anak kucing yang pola makan atau jenis makanannya diubah secara tiba-tiba oleh pemiliknya akan rentan membuat mereka mengalami mencret atau diare.

Hal ini dikarenakan saluran pencernaan mereka tidak terbiasa dengan makanan yang baru diberikan.

Saat beralih dari satu jenis makanan kucing ke yang lain, yang terbaik adalah melakukan transisi secara perlahan selama seminggu, secara bertahap mencampurkan lebih banyak makanan baru dan lebih sedikit makanan lama.

Transisi ini memungkinkan sistem pencernaan hewan untuk menyesuaikan dan menurunkan kemungkinan diare.

Alergi

Kucing juga dapat memiliki alergi makanan atau intoleransi terhadap jenis makanan tertentu seperti pada manusia, yang juga dapat menyebabkan diare.

Infeksi Cacing Parasit

Cacing gelang adalah cacing parasit yang sering menyerang kucing sehingga menyebabkan kucing muntah dan diare. Biasanya cacing gelang dapat keluar pada kotoran kucing.

Cacing gelang dapat memengaruhi kesehatan dan penampilan kucing secara keseluruhan. Anak kucing yang terinfeksi cacing gelang akan memiliki tampilan perut buncit dan membengkak. Selain itu, anak kucing juga mungkin terus-menerus merasa lapar.

Anak kucing bisa tertular cacing gelang dari induknya melalui susu.

Infeksi Usus

Diare juga bisa disebabkan oleh virus yang menyebabkan infeksi usus. Salah satu jenis virus yang dapat menyebabkan hal tersebut adalah Rotavirus, yang memiliki kemampuan untuk menyebar pada hewan dan manusia.

Selain Rotavirus, Feline Panleukopenia juga dapat menyebabkan infeksi usus pada kucing. Feline Panleukopenia sangat menular dan dapat merusak lapisan usus kucing.

Beberapa gejala yang akan ditimbulkan oleh infeksi virus Feline Panleukopenia antara lain adalah depresi, kehilangan nafsu makan, demam tinggi, kelesuan, muntah, diare parah, ingus, dan dehidrasi. Feline Panleukopenia dapat berakibat fatal pada kucing.

Hipertiroidisme

Hipertiroidisme adalah peningkatan produksi hormon dari kelenjar tiroid yang membesar di leher kucing.

Kucing yang menderita hipertiroidisme biasanya mengembangkan berbagai ciri dan gejala yang mungkin tidak kentara pada awalnya, tetapi menjadi lebih parah seiring berkembangnya penyakit.

Ciri-ciri hipertiroidisme yang paling umum adalah penurunan berat badan, peningkatan nafsu makan, peningkatan rasa haus, dan peningkatan buang air kecil. Bulu kucing juga mungkin tampak tidak terawat, kusut, atau berminyak.

Hipertiroidisme juga dapat menyebabkan muntah dan diare.

Penyakit Hati

Penyakit pada organ hati kucing juga dapat menimbulkan beberapa gejala, yang salah satunya adalah mencret atau diare.

Penyakit Pankreas

Penyakit pankreas yang umum menyerang kucing adalah Pankreatitis, yang terjadi akibat adanya kesalahan fungsi pada saat memproduksi enzim pankreas sehingga menimbulkan beberapa kondisi pada kucing.

Beberapa gejala yang muncul akibat penyakit pankreas ini antara lain adalah mual, muntah, demam, lesu, sakit perut, diare, dan penurunan nafsu makan.

Kanker

Ada empat jenis kanker yang umum ditemukan pada kucing, yaitu tumor mastosit, kanker limfoma, kanker kulit, dan kanker tulang. Namun yang paling sering menimbulkan gejala diare adalah kanker limfoma yang menyerang gastrointestinal (GI) alias saluran pencernaan kucing.

Cara Menangani Kucing Mencret (Diare)

Perawatan yang dibutuhkan kucing mencret akan tergantung pada penyebab diare itu terjadi. Beberapa kasus diare akan membutuhkan obat resep untuk mengendalikan peradangan.

Jika kondisi kucing mencret (diare) telah berlangsung lebih dari satu atau dua hari, bawa kucing ke dokter hewan agar kucing mendapatkan penanganan yang tepat.

Langsung bawa kucing dokter hewan jika diare berwarna hitam atau berdarah, atau jika terjadi bersamaan dengan demam, muntah, lesu, atau kehilangan nafsu makan.

Berikut adalah beberapa cara yang mungkin akan dilakukan dokter hewan dalam menentukan penyebab kucing mencret atau diare.

Cara Mengobati Kucing Mencret (Diare)

Setelah mengetahui penyebab kucing mencret dan diare, dokter hewan dapat menyarankan penanganan terbaik untuk kucing tersebut. Berikut cara-cara mengobati kucing mencret.

Memberi Air Minum dan Oralit

Makanan terbaik sering kali adalah makanan yang disediakan oleh dokter hewan yang diformulasikan secara khusus dengan keseimbangan serat yang tepat. Dalam beberapa kasus, diet rumahan seperti nasi atau pasta rebus dengan ayam rebus tanpa kulit mungkin juga akan disarankan.

Kucing yang sedang dalam kondisi mencret harus sering diberikan air minum agar terhindar dari dehidrasi. Selain itu untuk mencegah kucing dehidrasi, kamu disarankan memberikan oralit kepada kucing yang sedang menderita diare.

Untuk membuat cairan oralit, kamu bisa meracik sendiri dengan bahan-bahan yang tersedia di rumah atau kamu bisa menggunakan bubuk oralit yang tersedia di apotek.

Sebelum memulai pembuatan oralit, pastikan kamu mencuci tangan dengan sabun hingga bersih, agar tangan terbebas dari kuman yang bisa memperburuk kondisi apabila ikut masuk ke dalam saluran pencernaan kucing.

Cara membuat oralit dengan menggunakan bahan-bahan yang tersedia di rumah

Jika kamu tidak bisa mendapatkan bubuk oralit yang tersedia di apotek. Kamu juga bisa membuat oralit sendiri dengan bahan-bahan yang tersedia di rumahmu. Kamu hanya perlu untuk menyiapkan garam dapur, gula pasir, dan air matang sebagai bahan dari oralit tersebut.

Berikut cara membuat oralit dengan menggunakan bahan-bahan yang tersedia di rumah untuk kucing yang sedang mencret atau diare

  1. Siapkan mangkuk atau wadah yang bersih dan steril
  2. Masukkan 1/2 sendok teh garam dapur dan juga 8 sendok teh gula pasir ke dalam wadah tersebut
  3. Masukkan sekitar 1 liter air matang
  4. Aduk campuran gula, garam, dan air matang tersebut sampai rata dengan sendok selama kurang lebih 1 menit
  5. Berikan 20ml-50ml oralit kepada kucing yang menderita diare sebanyak tiga kali dalam sehari
Cara membuat oralit dengan menggunakan bubuk oralit yang tersedia di apotek

Menggunakan oralit bubuk yang memang sudah diracik dan tersedia di apotek akan lebih baik dibandingkan membuat sendiri, karena komposisi bahan-bahan yang terkandung sudah diperhitungkan dengan matang dan kebersihan dalam pembuatannya terjaga.

Karena sudah diracik dengan baik saat pembuatannya, menggunakan oralit bubuk untuk kucing yang sedang mencret atau diare akan lebih mudah. Berikut cara membuat oralit dengan menggunakan bubuk oralit yang tersedia di apotek untuk kucing yang sedang mencret atau diare.

  1. Siapkan air matang sebanyak 200ml dan juga bubuk oralit
  2. Buka sachet, lalu tuangkan oralit ke dalam air
  3. Aduk hingga larut menggunakan sendok
  4. Berikan 20ml-50ml oralit kepada kucing yang menderita diare sebanyak tiga kali dalam sehari

Tidak Memberikan Makanan Selama 24 Jam

Untuk kucing dewasa yang dalam keadaan sehat, diare tidak disebabkan oleh penyakit dan peradangan, dokter hewan mungkin untuk menyarankan agar tidak memberikan makanan kepada kucing peliharaan selama 24 jam atau hanya memberikan makanan yang ringan dan mudah dicerna dalam jumlah kecil.

Jangan lakukan ini kepada anak kucing atau tanpa melakukan konsultasi dengan dokter hewan terlebih dahulu, karena ditakutkan kondisi kucing justru semakin memburuk karena kurangnya asupan nutrisi. Terutama karena kucing mencret akan mengeluarkan cairan terus menerus sehingga menyebabkan dehidrasi dan nutrisi semakin berkurang.

Makanan Khusus dan Pengobatan

Dokter hewan mungkin akan merekomendasikan diet khusus jika alergi makanan, penyakit radang usus, atau kolitis ulseratif adalah masalahnya. Untuk beberapa kucing, obat cacing atau probiotik mungkin juga diperlukan.

Banyak probiotik tersedia di pasaran, yang mungkin berguna bagi kucing yang mengalami diare. Karena kualitas dan efektivitas probiotik serta suplemen tidak selalu diketahui, selalu disarankan untuk melakukan konsultasi terlebih dahulu dengan dokter hewan sebelum memberikan obat-obatan pada kucing kesayangan.

Sebagai catatan, jangan pernah memberikan obat cacing atau obat diare yang biasa dikonsumsi manusia kepada kucing yang sedang mencret, karena dosis tinggi pada obat cacing atau obat diare manusia dapat menyebabkan kucing keracunan.

Juga untuk kasus diare kronis, biasanya dokter hewan akan memberikan kucing makanan khusus dan mungkin bersama dengan obat-obatan. Dalam banyak kasus, dokter hewan akan merekomendasikan makanan khusus tersebut selama sisa hidup kucing untuk membantu menjaga pencernaan yang baik, terutama untuk kondisi yang tidak dapat disembuhkan secara langsung.

Dokter hewan juga kemungkinan akan merekomendasikan makanan kucing yang diformulasikan secara khusus untuk membantu pencernaan dan diare. Makanan yang sangat mudah dicerna dengan tambahan serat prebiotik dalam banyak kasus akan baik untuk dikonsumsi oleh kucing yang sedang mengalami kondisi gastrointestinal (GI) kronis.

Cara Mencegah Kucing Mencret (Diare)

Untuk mencegah diare, jangan berikan makanan atau minuman yang tidak bisa dicerna dengan baik oleh kucing, seperti produk susu atau yogurt.

Seperti yang telah dibahas diatas, kucing pada umumnya akan mengalami diare jika kamu mengganti makanannya secara tiba-tiba.

Untuk mencegahnya, pastikan untuk mengganti makanannya secara perlahan dengan mencampurkan makanan baru dengan jumlah sedikit dengan makanan lama. Kemudian, kamu bisa dengan perlahan mengurangi porsi makanan lama sehingga nantinya hanya makanan baru saja yang diberikan pada kucing.