Blog Sukapets

Kucing Cacingan – Ciri-Ciri, Penyebab, Dan Cara Menangani

Sama seperti manusia, kucing juga bisa menderita cacingan, yang dampaknya akan sangat beragam, mulai dari tidak menimbulkan reaksi apa-apa, menyebabkan diare dan muntah, sampai membahayakan jiwa kucing tersebut.

Pada artikel ini, kami akan menjelaskan secara lengkap mengenai kucing cacingan, mulai dari pengertian, jenis cacing, penyebab cacingan, dan cara menangani kucing cacingan agar kamu bisa memberikan penanganan terbaik untuk menjaga kesehatan kucing kesayangan.

Cacing Pada Kucing

Sebelum memulai pembahasan terkait ciri-ciri, penyebab, dan cara menangani, kamu perlu mengetahui terlebih dahulu tentang jenis-jenis cacing yang umum ditemukan pada kucing dan mengenali perbedaannya.

Jenis cacing yang paling umum diderita kucing adalah cacing gastrointestinal yang “menetap” di saluran pencernaan, yaitu pada usus.

Walaupun kebanyakan kucing cacingan tidak menunjukkan tanda-tanda, penyakit kucing cacingan yang tergolong serius dapat menyebabkan penurunan berat badan, muntah dan diare, iritasi di sekitar anus, dan gangguan pertumbuhan.

Cacing pada kucing dapat menular ke manusia, terutama jika kucing memang tinggal di rumah yang sama dengan pemiliknya.

Pada umumnya, penularan cacing dapat terjadi melalui feses kucing atau tanah yang sudah terkontaminasi. Selain melalui feses atau tanah yang terkontaminasi, penularan cacing juga umum terjadi melalui kutu.

Jenis-Jenis Cacing Pada Kucing

Jenis cacing yang paling umum ditemukan pada saluran pencernaan kucing adalah cacing gelang, cacing tambang, dan cacing pita. Berikut penjelasan mengenai masing-masing jenis cacing pada kucing.

Cacing Gelang

Cacing gelang adalah parasit usus yang paling umum dan paling sering ditemukan pada kucing segala umur. Dua jenis cacing gelang yang umum ditemukan pada kucing adalah Toxocara Cati dan Toxascaris Leonina.

Telur dari cacing dapat hidup selama beberapa tahun pada lingkungan yang terbuka dan dapat menginfeksi kucing dengan dua cara.

Pertama, kucing menelan langsung telur cacing dari lingkungan yang terkontaminasi. Kedua, kucing memakan hewan lain (misalnya tikus) yang menelan telur cacing dari lingkungan yang terkontaminasi.

Cacing gelang juga dapat ditularkan dari induk kucing ke anak kucing melalui susu induk kucing.

Saat kucing terinfeksi cacing gelang, larva (cacing yang belum dewasa) dapat menetap namun bersifat tidak aktif pada jaringan tubuh kucing.

Saat kucing betina hamil, telur cacing atau larva dapat berpindah ke kelenjar susu dan dikeluarkan bersama susu yang akan dikonsumsi anak kucing.

Karena merupakan cara menular yang sangat umum, sangat disarankan agar semua anak kucing untuk diperiksa dan diberikan perawatan yang dapat menangani parasit tersebut.

Biasanya perawatan cacing gelang harus dilakukan secara rutin sepanjang hidup kucing, mulai dari kucing berumur 3 minggu.

Pada umumnya, untuk mengetahui apakah kucing cacingan, sampel feses diambil dan diperiksa di laboratorium untuk mencari adanya telur cacing pada sampel feses tersebut.

Cacing Tambang

Cacing tambang adalah jenis cacing usus berukuran kecil yang dapat merusak lapisan usus tempat cacing tambang tersebut menempel, yang seringkali menyebabkan penurunan berat badan, pendarahan, dan anemia.

Kucing dapat terinfeksi cacing tambang dengan menelan telur cacing yang tersebar di lingkungan, dengan memakan inang perantara yang terinfeksi (seperti pada kasus cacing gelang), atau melalui telur cacing atau larva yang masuk melalui kulit kucing.

Jenis cacing tambang yang umum ditemukan pada kucing antara lain adalah Ancylostoma Tubaeforme dan Uncinaria Stenocephala.

Cacing Pita

Cacing pita merupakan cacing pipih panjang yang terdiri dari banyak ruas yang menyerupai butiran beras dan terkadang terlihat pada rambut di sekitar anus kucing, di feses, dan bahkan di tempat tidur kucing.

Dalam penyebarannya, telur cacing akan dilepaskan dari ruas ujung cacing pita, yang kemudian menyebar melalui feses.

Semua cacing pita membutuhkan inang perantara yang pertama-tama memakan telur cacing dari lingkungan, kemudian kucing akan terinfeksi setelah memakan inang perantara.

Hewan yang bertindak sebagai inang perantara bervariasi tergantung dari spesies cacing pita. Cacing pita yang paling umum menginfeksi kucing di seluruh dunia adalah Dipylidium Caninum dan Taenia Taeniaeformis.

Dipylidium Caninum dapat ditularkan ke kucing melalui kutu, sedangkan Taenia Taeniaeformis dapat ditularkan ke kucing melalui hewan pengerat kecil (misalnya tikus). 

Karena kutu cukup sering menyebabkan cacingan pada kucing, maka harus diasumsikan bahwa setiap kucing yang terinfeksi kutu juga berisko terinfeksi cacing, terutama cacing pita.

Berikut beberapa jenis cacing pita lainnya.

Cacing Lainnya

Selain cacing gastrointestinal yang menyerang saluran pencernaan, ada pula jenis cacing parasit lainnya yang dapat menyerang organ tubuh kucing lainnya, seperti:

Karena jenis cacing-cacing tersebut tidak menyerang saluran pencernaan, yang masih mungkin untuk dikeluarkan melalui saluran dubur dan mulut, pengobatan dan perawatan dari masing-masing jenis cacing tersebut biasanya lebih sulit dan umumnya berakibat lebih serius untuk kucing.

Ciri-Ciri Kucing Cacingan

Gejala cacingan pada kucing memang sangat beragam, mulai dari tidak menunjukkan gejala sama sekali sampai menunjukkan gejala yang parah dan bisa mengancam jiwa.

Berikut adalah beberapa ciri-ciri dan tanda-tanda kucing cacingan yang umum ditemukan.

Keparahan gejala kucing cacingan akan sangat bergantung pada jenis cacing dan tingkat infestasi cacing pada kucing.

Ciri-Ciri Kucing Cacingan Berdasarkan Jenis Cacing

Untuk mengetahui jenis cacing yang menyerang kucing kesayangan, kamu bisa memperhatikan tanda-tanda kucing cacingan berikut.

Ciri-Ciri Kucing Terserang Cacing Gelang

Beberapa permasalahan yang ditemukan pada kucing yang diserang cacing gelang antara lain adalah:

Ciri-Ciri Kucing Terserang Cacing Tambang

Beberapa permasalahan yang ditemukan pada kucing yang diserang cacing tambang antara lain adalah:

Ciri-Ciri Kucing Terserang Cacing Pita

Pada umumnya kucing yang terserang cacing pita tidak menimbulkan tanda-tanda atau permasalahan yang serius, sehingga lebih sulit untuk diamati.

Namun, kamu bisa memperhatikan anus kucing, kotoran kucing, kotak pasir, atau tempat tidur kucing.

Jika kucing terserang cacing pita, kamu bisa menemukan butiran-butiran ruas cacing pita (terlihat seperti beras putih) pada area sekitar anus kucing, kotoran kucing, tempat kotoran, atau tempat tidur kucing.

Penyebab Kucing Cacingan

Pada umumnya, kucing terinfeksi cacing setelah bersentuhan dengan telur cacing atau feses yang terinfeksi cacing.

Selain menginfeksi feses kucing, cacing juga dapat menginfeksi feses anjing. Karenanya, cacing gelang dan cacing tambang dapat menyerang anjing dan kucing.

Sementara itu, cacing pita juga dapat menyerang anjing dan kucing, tetapi penularannya terjadi bukan melalui feses atau kotoran, melainkan melalui kutu.

Karena kucing selalu membersihkan dirinya dengan cara menjilati dirinya sendiri, kucing dapat menelan telur cacing saat kucing membersihkan badannya.

Tidak hanya kucing yang sering keluar rumah, kucing yang hidup dalam rumah pun dapat terinfeksi cacing, terutama jika beberapa kucing menggunakan kotak pasir yang sama.

Kucing yang hidup di luar ruangan dan secara teratur berburu hewan pengerat (misalnya tikus) juga beresiko lebih tinggi tertular cacing karena cacing dapat hidup di jaringan otot hewan pengerat.

Jika kucing memakan hewan pengerat yang terinfeksi larva cacing, larva cacing tersebut bisa tumbuh di usus kucing.

Cara Menangani Kucing Cacingan

Selain mengetahui cara mengobati kucing cacingan, penting juga untuk mengetahui cara mencegah kucing cacingan. Kami akan membahas cara mengobati dan juga cara mencegah kucing cacingan.

Cara Mengobati Kucing Cacingan

Pada umumnya, untuk mengobati kucing cacingan, dokter hewan atau veterinarian akan memberikan obat cacing khusus kucing, yang umum digunakan untuk menangani cacing tambang, cacing gelang, dan cacing pita.

Waluapun pada umumnya tersedia dalam wujud tablet, obat cacing untuk kucing juga tersedia dalam wujud cairan, suntikan, dan salep. Perhatikan untuk selalu memberikan obat cacing sesuai dengan petunjuk dokter hewan.

Terkadang, kamu perlu untuk memberikan kucing obat cacing lebih dari satu kali untuk mengatasi larva atau telur cacing yang menetas setelah pemberian pertama obat cacing.

Untuk mencegah cacing pita kembali menyerang kucing, dokter hewan terkadang juga akan menyarankan perawatan kutu secara berkala dengan obat minum atau obat salep.

Walaupun sudah sembuh dari serangan cacing pita, jika masih ada kutu yang hidup sebagai inang dalam lingkungan hidupnya, kucing dapat dengan mudah kembali terserang cacing pita.

Kucing cacingan memang salah satu masalah yang umum terjadi, terutama kucing cacingan yang disebabkan cacing pada saluran pencernaan.

Walaupun kadang tidak menimbulkan gejala yang serius atau tidak menimbulkan gejala sama sekali, namun kucing cacingan tetap perlu diobati agar masalah tidak semakin parah dan berakibat fatal untuk kucing.

Cara Mencegah Kucing Cacingan

Pada dasarnya, cara terbaik untuk mencegah kucing cacingan adalah dengan menjaga kebersihan kucing dan lingkungan sekitar kucing.

Pastikan untuk membersihkan kotak pasir kucing dengan baik setiap harinya. Selain membersihkan kotak pasir secara rutin, pastikan juga untuk menyediakan jumlah kotak pasir sesuai dengan jumlah kucing yang ada di rumah, sehingga kotak pasir tidak penuh dengan kotoran.

Jika kucing sering bermain di luar rumah, pastikan untuk membersihkan feses atau kotoran kucing pada halaman rumah. Dengan demikian, kamu dapat mengurangi kemungkinan kucing terpapar dengan feses atau kotoran yang terkontaminasi.

Karena kutu merupakan inang perantara cacing pita, melakukan pembasmian kutu secara rutin akan sangat membantu mencegah kucing cacingan.

Pembasmian kutu sangat penting terutama jika kamu memiliki beberapa hewan peliharaan berbulu lainnya di rumah, misalnya kucing lainnya ataupun anjing.

Dengan memandikan kucing dengan sampo khusus, kucing dapat terhindar dari kutu yang menularkan cacing.

Membersihkan tempat tidur kucing dan kotak pasir kucing secara rutin juga akan membantu menghentikan penyebaran kutu pada lingkungan sekitar kucing.

Dengan mengurangi aktivitas kucing di luar rumah, kamu juga dapat mengurangi resiko kucingmu terpapar dengan larva dan telur cacing dari lingkungan.

Kamu dapat meminta dokter hewan untuk memeriksa sample feses kucing saat pemeriksaan rutin kucing, sebagai cara untuk mengetahui lebih awal jika kucingmu terinfeksi cacing.

Pertanyaan Umum Mengenai Kucing Cacingan

Berikut beberapa pertanyaan yang sering ditanyakan mengenai kucing cacingan beserta penjelasannya.

Apakah Ada Obat Cacing Kucing Alami?

Pada umumnya, kucing cacingan harus ditangani oleh dokter hewan atau veterinarian. Dokter hewan akan menyarankan obat cacing khusus untuk menangani cacing gelang, cacing tambang, cacing pita, dan jenis cacing lainnya.

Walaupun ada beberapa bahan-bahan alami yang “dipercaya” dapat mengobati kucing cacingan, kami tidak menyarankan untuk menggunakan obat kucing alami sebelum berkonsultasi dengan dokter hewan.

Apakah Cacing Pada Kucing Dapat Menular Ke Manusia?

Cacing pada kucing dapat menular ke manusia, terutama jika kucing dan pemiliknya tinggal dalam satu lingkungan yang sama. Tidak hanya cacing pada kucing, cacing pada anjing juga dapat menular ke manusia.

Mencegah kucing cacingan tidak hanya penting untuk kehidupan kucing kesayangan, tetapi juga penting untuk kehidupan pemiliknya.