Merawat anak kucing bukan hal yang mudah, apalagi jika anak kucing yang baru lahir tersebut ditinggalkan oleh induknya. Di artikel ini kami akan membahas secara lengkap cara-cara dan langkah-langkah merawat anak kucing atau bayi kucing yang ditinggalkan oleh induknya secara lengkap.
Tanggung jawab perawatan bayi kucing yang baru lahir adalah milik induknya. Yang perlu kamu lakukan hanyalah memastikan induk dan bayi kucing sehat. Setelah itu, induk kucing akan merawat anak kucing secara sendirinya tanpa perlu banyak campur tanganmu.
Namun, saat anak kucing ditinggalkan oleh induknya, maka anak kucing tersebut akan sangat mengandalkan perawatan yang tepat darimu. Pastikan kamu memiliki waktu dan kesiapan mental saat memutuskan untuk merawat anak kucing yang ditinggalkan induknya.
Berikut, cara merawat anak kucing tanpa induk:
- Pastikan anak kucing memang terlantar tanpa induk
- Bawa anak kucing ke dokter hewan
- Hangatkan anak kucing
- Buat tempat istirahat untuk anak kucing
- Beri makan anak kucing
- Bantu anak kucing sendawa
- Rangsang anak kucing untuk buang air
- Bersihkan anak kucing
- Biarkan anak kucing tidur dengan tenang
- Perhatikan fase pertumbuhan anak kucing
Pada artikel kali ini, kami akan memberikan panduan dan cara merawat anak atau bayi kucing tanpa induk secara lengkap, sehingga bisa membantu kamu dalam melakukan tindakan yang tepat saat melihat anak kucing yang terlantar.
Berikut ini penjelasan lengkap dari masing-masing poin diatas.
Pastikan Anak Kucing Memang Terlantar Tanpa Induk
Jangan langsung memungut anak kucing yang terlantar begitu saja, dan pastikan kalau anak kucing tersebut memang tidak memiliki induk.
Karena, bisa saja induk kucing sedang pergi mencari makanan, atau sedang dalam proses memindahkannya ke lokasi lain dan akan kembali dalam waktu dekat.
Satu hal lagi yang perlu diperhatikan adalah jangan menyentuh dan jangan berdiri terlalu dekat (jaga jarak kurang lebih 10 meter, atau benar-benar menjauh dari lokasi) dari anak kucing, karena bisa mengakibatkan induknya tidak mau mendekati anak kucing tersebut.
Pengecualian satu-satunya adalah apabila lokasi anak kucing itu berada di lokasi yang berbahaya, misalnya akan turun hujan besar, banyak kendaraan lalu-lalang, banyak anak-anak pejalan kaki, banyak predator di sekitarnya, atau memang induknya tidak kembali lagi setelah ditunggu dalam waktu yang lama.
Jika anak kucingnya bersih, montok, dan tidur nyenyak di atas suatu tumpukan, kemungkinan besar mereka memiliki induk yang penuh perhatian dan bisa dibiarkan sendiri.
Selain sarangnya yang kotor dan tidak terawat, anak kucing yang telantar, sudah ditinggalkan oleh induknya, tubuhnya akan terlihat kotor, serta menangis terus menerus karena lapar.
Seharusnya, anak kucing yang masih bayi tidak boleh dipisahkan dari induknya sampai mereka berusia lima hingga enam minggu. Pada usia ini, mereka mendapatkan antibodi serta perawatan dari induknya.
Sehingga, sangat dianjurkan untuk menunggu induknya kembali atau memastikkan bahwa anak kucing sudah ditinggalkan induknya.
Apabila induk kucing tidak juga kembali setelah cukup lama menunggu, maka kamu bisa membantu untuk memindahkan anak kucing tersebut demi keselamatan jiwanya.
Tetapi, pastikan kamu memiliki komitmen yang tinggi untuk mengasuh dan memelihara anak kucing tersebut.
Bawa Anak Kucing Ke Dokter Hewan
Setelah menemukan anak kucing yang terlantar dan tidak memiliki induk, kami menyarankan untuk sesegera mungkin membawa anak kucing ke dokter hewan untuk diperiksa kesehatannya dan untuk mendapatkan saran-saran perawatan anak kucing tersebut.
Anak kucing yang terlantar mempunyai kemungkinan terkena penyakit yang lebih besar karena anak kucing tidak mendapatkan antibodi alami dari induknya.
Sehingga, kami menganjurkan untuk segera membawanya ke dokter hewan atau veterinarian untuk diperiksa kesehatannya.
Setelah diperiksa oleh dokter hewan pun, kamu harus tetap menjaga kesehatan anak kucing dan merawatnya dengan lebih hati-hati.
Setelah cukup umur, bawa anak kucing untuk mendapatkan vaksinasi yang dia butuhkan, untuk melindunginya dari berbagai penyakit.
Pada umumnya, anak kucing bisa mulai divaksin saat umur 3-4 minggu. Kamu bisa konsultasi dengan dokter hewan mengenai jadwal vaksin kucingmu.
Perlu diingat untuk segera membawa anak kucing ke dokter hewan saat anak kucing menunjukkan gejala-gejala sakit seperti kedinginan, mata yang berair, hidung yang beringus, lemas, dan tidak ada nafsu makan.
Hangatkan Anak Kucing
Anak kucing dengan usia dibawah 3 minggu belum mampu untuk mengontrol suhu badannya sendiri. Jadi, kamu harus membantunya untuk mengatur suhu tubuhnya, apalagi jika anak kucing tersebut kedinginan.
Karena anak kucing tidak bisa mencerna makanan dengan baik saat kedinginan, kamu harus menghangatkannya terlebih dahulu, sebelum memberikannya makanan.
Untuk menghangatkan anak kucing, kamu bisa menggunakan bantalan penghangat yang sudah dilapisi dengan 1 atau 2 lapis handuk sehingga tidak langsung menyentuh tubuh anak kucing. Atur suhu bantalan penghangat sehingga tidak terlalu panas untuk anak kucing.
Buat Tempat Istirahat Untuk Anak Kucing
Saat membuat tempat istirahat untuk anak kucing, pastikan agar tempat istirahat anak kucing memiliki sisi-sisi yang tinggi, sehingga anak kucing tidak jatuh dari tempat istirahatnya.
Karena anak kucing yang kedinginan bisa cepat mati, kami menyarankan untuk meletakkan tempat istirahat di tempat yang lebih hangat.
Beberapa minggu pertama, kami juga menganjurkan untuk memberikan penghangat tambahan, seperti bantalan penghangat.
Sama seperti saat menghangatkan anak kucing, lapisi bantalan penghangat dengan 1-2 lapis handuk, sehingga bantalan penghangat tidak langsung menyentuh tubuh anak kucing.
Sediakan area yang tidak terkena penghangat pada tempat istirahat, sehingga jika kepanasan, anak kucing bisa pindah ke daerah yang tidak panas.
Pastikan tempat istirahat dalam kondisi kering, memiliki area yang cukup luas bagi anak kucing. Tempat istirahat anak kucing harus hangat, bebas angin, dan terisolasi dari hewan lainnya.
Beri Makan Anak Kucing
Untuk memastikan keselamatan anak kucing, nutrisi yang cukup sangatlah penting.
Anak kucing yang berumur dibawah 4 minggu, belum bisa memakan makanan padat, baik makanan kering maupun makanan basah. Sehingga, mereka sangat bergantung pada pada susu ASI dari induknya.
Selama beberapa minggu pertama, kamu perlu memberikan susu formula pengganti ASI untuk anak kucing. Kamu bisa menanyakan dokter hewan susu formula pengganti mana yang bisa kamu berikan kepada anak kucing. Selain susu formula untuk anak kucing, siapkan juga botol, dot, dan pipet untuk memberi makan anak kucing.
Perlu diingat untuk tidak memberikan susu untuk manusia kepada kucingmu. Susu sapi dapat menyebabkan penyakit untuk anak kucing.
Saat memberikan susu kepada anak kucing, gunakan pipet atau botol susu. Jangan memberikan susu secara paksa kepada anak kucing untuk menghindari risiko tersedak.
Cara Memberi Susu Formula Pada Anak Kucing
Berikut cara memberikan susu formula pada anak kucing.
- Sterilkan botol dan dot
Kamu bisa membersihkan botol dan dot perlengkapan memberi makan anak kucing dengan merendamnya di air panas selama 5 menit. Kemudian, keringkan secara menyeluruh dengan menggunakan handuk yang bersih. - Pastikan besar lubang di dot sesuai
Jika kamu menggunakan dot yang baru, pastikan kamu membuat lubang yang kecil pada dot. Pastikan lubang tidak terlalu besar agar susu formula tidak mengucur terlalu cepat. Saat dipegang terbalik, susu formula harus menetes dengan perlahan. - Siapkan susu formula
Campurkan susu formula sesuai dengan petunjuk yang ada. - Hangatkan susu formula
Hangatkan susu untuk anak kucing hingga sedikit di atas suhu kamar. Selalu cek suhu susu sebelum memberi makan anak kucing. Kamu dapat melakukan ini dengan meneteskan beberapa kali susu di tangan untuk memastikan susu tidak terlalu panas. - Berikan susu formula secara perlahan
Selimuti anak kucing dan letakkan di pangkuan pada saat akan memberikan susu, dan letakkan anak kucing dalam kondisi berbaring dengan posisi perutnya menghadap ke bawah. Letakkan dot di mulut anak kucing. Anak kucing akan secara natural menyusu dari dot. Lanjutkan untuk memberi makan sampai anak kucing menarik kepalanya dari dot. - Berikan susu setiap 2-3 jam
Pada umumnya, anak kucing dibawah 1 minggu, harus diberi makan setiap 2-3 jam sekali, berarti 9-12 kali dalam sehari. Kamu harus memberikan anak kucing makan secara teratur. Melewati jadwal makan atau memberikan anak kucing makanan terlalu banyak dalam sekali waktu dapat menyebabkan diare, yang juga menyebabkan dehidrasi. Jika anak kucing mulai menunjukkan gejala diare, segera bawa anak kucing ke dokter hewan. Semakin dewasa anak kucing, semakin rendah frekuensi kamu memberikannya makan.
Bantu Anak Kucing Sendawa
Seperti bayi manusia, setelah selesai makan, anak kucing perlu bersendawa. Kamu dapat membantu anak kucing bersendawa dengan membaringkan anak kucing dengan posisi perutnya menghadap kebawah, kemudian menepuk punggungnya dengan lembut sampai kamu mendengarnya sendawa.
Rangsang Anak Kucing Untuk Buang Air
Karena anak kucing tidak dapat buang air kecil atau buang air besar sendiri sampai sekitar usia 2-3 minggu, induknya akan merangsang anak kucing buang air dengan cara menjilati anus dan alat kelamin anak kucing dengan lidahnya yang kasar.
Untuk anak kucing yang ditinggalkan induknya, kamu bisa membantu merangsang anak kucing buang air, dengan menyeka anus dan alat kelamin anak kucing dengan lembut menggunakan handuk basah hangat.
Pastikan untuk tidak menyeka terlalu kasar karena dapat menyebabkan iritasi pada kulit di area tersebut.
Bersabarlah dalam merangsang anak kucing buang air, karena membutuhkan waktu yang cukup lama. Merangsang anak kucing untuk buang air kecil bisa memakan waktu lebih lama dibandingkan buang air besar.
Saat anak kucing sudah berusia 4 minggu, kamu dapat mulai melatih anak kucing untuk menggunakan litter box dengan menempatkan anak kucing di dalam litter box setiap setelah memberinya makan. Gunakan litter box dangkal dengan sisi-sisi yang rendah untuk melatih anak kucing.
Bersihkan Anak Kucing
Setelah memberi makan, kamu juga dianjurkan untuk membersihkan seluruh tubuh anak kucing dengan menggunakan handuk basah. Usap anak kucing beberapa kali layaknya induk kucing yang menjilati tubuh anaknya.
Selain untuk menjaga bulu mereka tetap bersih, kamu juga mengajari mereka cara merawat diri (grooming), dan memberi mereka perawatan yang mereka butuhkan.
Biarkan Anak Kucing Tidur Dengan Tenang
Setelah makan, kemungkinan besar anak kucing akan mengantuk dan tertidur. Letakkan anak kucing tersebut di tempat istirahat hangat yang sudah disiapkan, dan biarkan anak kucing tidur tanpa gangguan.
Perhatikan Fase Pertumbuhan Anak Kucing
Anak kucing memiliki berat sekitar 0.05-0.11 kilogram saat baru lahir. Pada umumnya, berat badan anak kucing akan meningkat sampai dua kali lipat di minggu pertama.
Mata anak kucing baru akan terbuka pada usia 7-10 hari. Mata anak kucing awalnya akan berwarna biru sampai mereka berumur sekitar 6-7 minggu. Tetapi, warna mata yang sebenarnya tidak akan benar-benar muncul sampai anak kucing berumur sekitar 3 bulan.
Jika mata tampak dipenuhi dengan nanah atau tertutup rapat, buka dan bersihkan dengan kain basah hangat dan gunakan obat salep sampai infeksinya sembuh. Jika tidak sembuh juga, konsultasikan dengan dokter hewan karena ini mungkin infeksi mata yang lebih serius.
Dosis pertama obat cacing gelang dapat diberikan ketika mereka berusia 2 minggu, dan dosis kedua harus diberikan 2 minggu setelah yang pertama.
Pada usia sekitar 3 minggu, anak kucing akan mulai merangkak, dan telinga anak kucing akan mulai berdiri. Pada usia sekitar 4 minggu, anak kucing akan mulai lebih banyak bergerak dan gigi akan mulai terbentuk.
Cacing pita dapat diobati setelah memasuki usia 6 minggu.
Vaksinasi FVRCP (3-in-1) pertama juga harus diberikan pada usia 6 minggu, dengan dua rangkaian lagi diberikan 21-30 hari setelah vaksinasi yang pertama.
Jika kamu ingin melakukan vaksinasi FeLV (leukemia kucing), vaksinasi pertama harus diberikan pada usia 8 minggu. Untuk jadwal vaksinasi tahap lanjut, kamu bisa konsultasikan lebih lanjut dengan dokter hewan.