Penyakit rabies, atau biasa juga disebut penyakit anjing gila, adalah penyakit yang sangat penting untuk ditangani karena penyakit ini bisa berakibat luas, termasuk pada hewan lain bahkan kepada manusia.
Gejala yang diakibatkan oleh penyakit rabies pun sangat beragam, mulai dari perubahan perilaku dan perubahan kepribadian dari si penderita, contohnya penderita akan mengalami kecemasan, ketakutan, hingga mengarah kepada agresi, dan gangguan saraf seperti kejang-kejang dan kelumpuhan. Penyakit rabies juga sering mengakibatkan kematian.
Karena itu, pada artikel kali ini, kami akan menjelaskan segala hal yang terkait dengan anjing rabies, mulai dari pengertian, penyebab, gejala, hingga bagaimana cara mengatasi, mengobati, dan juga mencegah agar anjing kesayangan tidak mengidap penyakit tersebut.
Pengertian Penyakit Rabies
Rabies adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dan sering menyerang mamalia, termasuk anjing, manusia, dan kucing. Penyakit ini sangat berbahaya karena dampaknya terhadap sistem saraf pusat dan dapat menyebabkan kematian.
Penyakit ini sebenarnya umum ditemukan pada hewan liar seperti kelelawar dan rakun, namun seiring meningkatnya populasi manusia populasi anjing dan kucing yang dipelihara, risiko penularan penyakit ini pun semakin besar.
Penyebab Penyakit Rabies
Rabies termasuk ke dalam penyakit zoonosis, yaitu penyakit yang dapat ditularkan dari hewan ke manusia. Penyakit rabies biasanya ditularkan melalui gigitan hewan yang terinfeksi. Penyebab dari penyakit rabies ini adalah virus Rabies.
Penanganan penyakit rabies perlu dilakukan dengan segera disertai dengan perawatan yang serius. Apabila seseorang atau hewan terkena virus rabies, tanpa penanganan yang tepat, hanya butuh waktu kurang dari seminggu sampai kematian terjadi. Karena itu, penanganan yang tepat dan perawatan yang serius sangat penting untuk dilakukan.
Seperti telah disebutkan, cara paling umum menularkan rabies adalah melalui gigitan dari penderita. Air liur dari si penderita tersebut akan masuk melalui luka gigitan dan mengalir melalui saraf dan sumsum tulang belakang menuju otak.
Ciri-Ciri Anjing Rabies
Infeksi rabies pada anjing umumnya terjadi secara bertahap. Gejalanya beragam, sehingga tidak bisa dipastikan. Namun biasanya pada tahap awal anjing rabies akan menunjukkan perubahan perilaku dan temperamen.
Anjing rabies akan terlihat lebih gelisah, malu, ketakutan, menghindar dari orang atau hewan lain. Selain itu, anjing yang terinfeksi rabies akan bereaksi berlebihan terhadap suara dan apa yang mereka lihat.
Setelah itu, biasanya anjing yang terinfeksi rabies akan menjadi lebih agresif dan disertai dengan disorientasi, kejang, dan akhirnya bisa menimbulkan kelumpuhan di area kepala dan leher.
Setelah kelumpuhan terjadi, anjing rabies akan mulai kesulitan menelan makanan, cenderung memproduksi air liur berlebih, mereka juga sering terlihat dengan mulut yang berbusa, dan juga mengalami gangguan pernapasan. Tidak jarang, anjing yang terinfeksi rabies akan diakhiri dengan kematian.
Satu-satunya cara yang bisa dilakukan untuk mendiagnosa rabies dengan tepat pada anjing adalah dengan melakukan tes direct fluorescent antibody (dFA) menggunakan sampel jaringan otak yang baru bisa diambil setelah anjing mengalami kematian.
Karena itu, diagnosa pra-kematian sifatnya hanya berupa dugaan yang berdasarkan pengamatan dari perubahan perilaku, riwayat kesehatan, dan kegiatan observasi perilaku lainnya yang biasanya dilakukan saat anjing ditempatkan dalam karantina.
Masa karantina ini diperlukan untuk menekan kemungkinan terjadinya penularan rabies ke hewan peliharaan lain atau kepada pemilik anjing. Langkah karantina ini sangat penting, terutama jika anjing sangat diyakini sedang menderita rabies. Umumnya, anjing yang belum divaksinasi rabies dan menunjukkan gejala pasti perlu karantina.
Cara Menangani Anjing Rabies
Cara diagonisis rabies pada anjing pra-kematian memang belum ada yang pasti, namun, bagaimana dengan cara menanganinya? Berikut ini kami akan menjelaskan cara menangani anjing rabies.
Cara Mengobati Anjing Rabies
Penting untuk diketahui bahwa belum ditemukan cara mengobati anjing rabies hingga saat ini. Sehingga, kebanyakan anjing yang sangat diyakini terkena rabies akan dikarantina hingga akhirnya mati atau biasanya disuntik mati. Suntik mati dianjurkan untuk mengurangi penderitaan yang anjing tersebut alami berlarut-larut dan meningkatkan risiko penyebaran.
Sementara pada manusia yang terkena rabies, perlu menjalani terapi pengobatan yang disebut dengan postexposure prophylaxis (PEP), yang berupa serangkaian suntikan yang mencakup imunoglobulin dan vaksin rabies, yang sayangnya tetap kurang efektif untuk mengobati rabies terutama apabila gejala sudah sangat nampak dan memburuk.
Cara Mencegah Anjing Rabies
Walaupun tidak ada cara yang pasti untuk menyembuhkan anjing yang rabies, cara pencegahan rabies sudah sangat efektif. Karena itu, pencegahan anjing rabies adalah cara penganganan yang dianjurkan. Salah satu langkah terpenting dalam pencegahan anjing rabies yang paling efektif adalah dengan memberikan vaksin rabies secara rutin.
Vaksin rabies ini diwajibkan, tidak hanya untuk anjing saja, tetapi juga wajib diberikan jika kamu pelihara kucing. Jika kamu pelihara mamalia lain, pastikan ke dokter hewan jika kamu membutuhkan vaksin rabies untuk hewan tersebut.
Umumnya vaksin rabies akan diberikan sebanyak satu kali setiap tahunnya, namun perkembangan terbaru menunjukkan bahwa vaksin rabies yang diberikan per tiga tahun sudah berhasil disempurnakan. Silahkan diskusikan dengan dokter hewan-mu tentang metode vaksnasi rabies yang tersedia di klinik mereka.
Selain memberikan vaksin rabies, cara lain yang bisa dilakukan untuk mencegah anjing rabies adalah dengan mengawasi pergerakan dari anjing peliharaan. Kamu disarankan membatasi interaksi mereka dengan hewan lain terutama dengan hewan liar atau hewan yang tidak kamu kenal. Pastikan anjing yang belum divaksinasi rabies tidak berinteraksi dengan hewan liar.
Karena sifat virus rabies yang sangat menular, kamu juga perlu menjaga diri dan anggota keluarga lainnya, terutama anak-anak, dari gigitan anjing atau hewan peliharaan lain. Selain itu jauhkan hewan yang belum divaksinasi rabies dari hewan-hewan peliharan lain.
Apabila kamu atau salah satu anggota keluarga terkena gigitan anjing yang belum (atau tidak diketahui secara pasti) diberikan vaksin rabies, bersihkan luka dengan air, sabun, serta disinfektan kemudian segera pergi ke dokter untuk dilakukan pemeriksaan. Jangan tunda pemeriksaan ke dokter karena akibatnya bisa fatal.
Cari tahu riwayat medis dari hewan yang menggigit kamu atau anggota keluarga, terutama riwayat vaksinasi mereka, terutama apabila yang menggigit bukanlah anjing atau hewan peliharaan yang kamu pelihara sejak kecil. Apabila kamu digigit oleh hewan liar, segera lakukan penanganan secepat mungkin.
Kesimpulannya, cara paling efektif dalam menangani rabies adalah dengan memberikan perlindungan melalui vaksin rabies semenjak dini, sehingga risiko penularan atau infeksi akan dapat berkurang secara drastis. Selain itu, jauhkan anjing peliharaan dari hewan-hewan liar jika anjing tersebut belum divaksinasi rabies. Lakukan pencegahan ini sejak dini, sehingga anjing kesayangan, hewan peliharaan lainnya, anggota keluarga, dan diri kamu akan bisa lebih terlindungi dari virus mematikan tersebut.